Mona yang sudah menjalankan ibadah haji selama empat kali dan beberapa kali mengunjungi tempat suci tersebut, menceritakan mengalami pelecehan pertama kali ketika pergi haji dengan keluarganya pada usia 15 tahun.
Tagar #MosqueMeToo mulai digunakan oleh perempuan dan laki-laki Muslim sejak awal Februari lalu dan selama 24 jam pertama telah dicuit selama 2.000 kali.
Perempuan Indonesia juga dilecehkan
Banyak perempuan dari berbagai negara membagikan pengalaman mereka diraba dan disentuh secara tidak pantas melalui media sosial Twitter, selama melakukan perjalanan haji, termasuk pemilik akun Anggi Angguni dari Indonesia.
Anggi menceritakan pelecehan seksual yang dialami dirinya, ibu dan saudara perempuannya ketika menjalankan ibadah haji pada 2010 lalu.
"Saya mendengar mengenai #MosqueMeToo. Itu menimbulkan ingatan yang mengerikan selama melakukan ibadah haji 2010. Orang berpikir Mekkah merupakan tempat tersuci bagi umat Muslim jadi tidak ada seorangpun akan melakukan sesuatu yang buruk. Benar-benar salah."
"Suatu hari, tiba-tiba seseorang menyentuh payudara saya dan meremasnya. Saya terkejut. Saya melihat seorang pria di belakang saya dan dia berpura-pura tidak melakukan apapun dan pergi. Saya sangat terkejut yang dapat saya lakukan adalah menangis. Itu terjadi di Mekkah" tulis Anggi.
Para pendukung #MosqueMeToo mengatakan bahkan di tempat suci, di mana mereka menutup hampir seluruh tubuhnya dan beribadah, mereka dapat dilecehkan.
Banyak perempuan di negara-negara yang mewajibkan penggunaan hijab bagi perempuan seperti Iran, Arab Saudi, Mesir dan Afghanistan masih menghadapi pelecehan seksual di jalanan, meskipun telah menggunakan pakaian yang menutupi tubuh mereka.
Diperkirakan dua juta orang menjalankan ibadah haji setiap tahun, sehingga menyebabkan kerumunan yang sangat besar di tanah suci.
Ketika saya menjalankan ibadah haji pada 2011 lalu, saya merasakan harus berdesak-desakan ketika menjalankan sejumlah rukun haji, terutama di waktu-waktu yang dianggap baik untuk menjalankan ibadah.
Ketika berada di dalam Masjidil Haram dan melakukan ibadah di sana, tidak ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan, terutama ketika melakukan tawaf dan sa'i (berjalan kaki atau berlari kecil antara Bukit Shafa ke Bukit Marwah selama tujuh kali). Sementara di Masjid Nabawi di Madinah tempat beribadah laki-laki dan perempuan dipisahkan.
Namun pelecehan tak hanya dapat terjadi di dalam masjid, dalam perjalanan menuju masjid atau sebaliknya jemaah perempuan rentan mengalami pelecehan.