Yakuza yang lain puluhan masih suka pergi-pulang Indonesia-Jepang untuk mengurus bisnis dan cari uang di Indonesia. Sama juga tak akan mau kelihatan, sulit diidentifikasi bagi orang umum.
"Layaknya yakuza sebenarnya seperti pengusaha biasa saja. Tapi yakuza di organisasi kejahatan dan pebisnis biasa di kalangan masyarakat umum," papar Sugawara Ushio (53) mantan bos yakuza baru-baru ini kepada Tribunnews.com.
Upaya yakuza di Indonesia tentu semua terkait keuangan, bagaimana mencapai kekayaan secepat dan sebanyak mungkin, layaknya juga para pebisnis.
Untuk menutupi kecurigiaan biasanya mereka juga sering menderma ke kegiatan sosial misalnya sumbangan buat sekolah anak-anak sekolah dasar, mesjid dan sebagainya sehingga kecurigaan sekeliling hilang terhadapnya.
Layaknya Yamaguchigumi, yakuza terbesar di Jepang pernah bagi-bagi permen saat perayaan hari Haloween kepada anak-anak sekolah dasar di sekitarnya.
Demikian pula bantuan yakuza di malam pertama saat gempa bumi di Kobe dan di Tohoku 11 Maret 2011. Belasan mungkin 20 truk lebih dari kalangan yakuza membawa bantuan air, makanan, obat-obatan, tenda dan sebagainya bagi para korban bencana alam tersebut. Semua diam dalam kesedihan bencana, namun tahu pasti bahwa mereka adalah kalangan yakuza yang membantu para korban bencana.
Diperkirakan jumlah yakuza akan semakin banyak di Indonesia seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia di masa mendatang.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in