Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia Mohd Shukri Abdull membeberkan kisahnya dalam menyelidiki kasus lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Shukri diketahui pernah diancam bahkan rumahnya dilempari peluru dalam proses membongkar kasus dugaan korupsi itu.
Baca: Mantan PM Najib Masih Berikan Keterangan Kepada KPK Malaysia
Seperti dikutip Reuters, Selasa (22/5/2018), Shukri menyampaikan hal itu, saat dimintai keterangan mengenai agenda pemanggilan Mantan Perdana Menteri Najib Razak di hari yang sama ke kantor KPK Malaysia.
"Kami memiliki sumber-sumber intelejen kami sendiri, bahwa saya akan ditangkap dan dikurung, karena saya dituduh sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan pemerintah," kata Shukri sambil menitikkan air mata.
"Saya dikirim peluru ke rumah saya. Saya tidak pernah memberi tahu istri atau keluarga saya. Saya bahkan tidak pernah membuat laporan polisi," lanjutnya.
Baca: KPK Malaysia Bilang Najib Tak Akan Langsung Ditahan Hari Ini
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60
Ia pun mengisahkan bagaimana dirinya meminta perlindungan kepada pihak keamanan Amerika Serikat, saat dirinya mengunjungi AS karena merasa sedang diikuti pihak keamanan Malaysia.
"Kami ingin mengembalikan uang yang dicuri kembali ke negara kami. Sebagai gantinya kami dituduh menjatuhkan negara, kami dituduh sebagai pengkhianat," ujar Shukri.
Diketahui Shukri pernah menjabat Wakil Ketua MACC atau KPK Malaysia.
Saat itu dirinya sedang menyelidiki skandal dugaan korupsi 1MDB pada era Pemerintahan Najib Razak.
Baca: Formappi: Penambahan Pimpinan DPR Hanya Memboroskan Anggaran Negara
Agustus 2016 diusia 56 tahun dirinya pensiun dan penyelidikan IMDB oleh MACC diberhentikan tiba-tiba pada pertengahan tahun 2015.
Namun di era Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Shukri ditunjuk menjabat Ketua KPK atau MACC yang baru, menggantikan Dzulkifli Ahmad yang mengundurkan diri pekan lalu.
KPK Malaysia hari ini memanggil Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Hari ini Najib dijadwalkan memberikan keterangan terkait aliran dana mencurigakan yang berada rekening pribadinya sebesar US$10,6 juta pada kasus lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Kasus 1MDB pertama kali mencuat pada 2015 lalu, saat laporan Wall Street Journal (WSJ) edisi Agustus 2015 menulis artikel dugaan aliran dana sebesar US$700 ke rekening pribadi Najib.
Dugaan korupsi besar Najib Razak juga menjadi awal kejatuhan Najib.
Pada pemilu 9 Mei lalu, Najib Razak kalah dari pesaingnya Mahatir Muhammad.
Selama masa Pemerintahannya Najib terus menyangkal keterlibatannya dan menampik tudingan korupsi itu.