News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gara-gara Gigitan Nyamuk Muncul Benjolan yang Sering Berpindah Tempat di Wajah Wanita Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW - Bermula dari digigit nyamuk saat pergi ke area pedesaan di luar Moskow, perempuan ini mengalami masalah pada bawah kulitnya.

Saat melihat ada benjolan kecil di bawah mata kiri, perempuan Rusia ini memutuskan untuk mengabadikannya lewat swafoto.

Bukannya menghilang, benjolan itu justru bergerak dan berpindah tempat.

Lima hari setelah itu, benjolan yang tadinya ada di bawah mata kiri berpindah ke atas mata kiri.

Sepuluh hari kemudian, benjolan itu pindah ke bibir atas.

Baca: Sebelum Tenggelam Bersama KM Sinar Bangun, Ivan Menyatakan Kerinduan Untuk Pulang

Setelah ia mendapatkan benjolan di bibir, perempuan 32 tahun baru berkonsultasi dengan dokter mata.

Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan, ia mengalami infeksi cacing parasit Dirofilaria repens.

Dalam laporan kasus yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine, Rabu (20/6/2018), cacing d repens yang berbentuk seperti benang umumnya menginfeksi anjing, kucing, rubah, dan mamalia liar.

Perempuan Rusia itu mengaku mendapatkan benjolan setelah ia pergi ke daerah pedesaan di luar Moskow dan sering digigit nyamuk.

Menurut laporan 2011 dari kasus serupa, cacing d repens hidup di jaringan bawah kulit yang penyebarannya disebabkan oleh nyamuk.

Baca: Argentina Dibantai Kroasia 0-3, Maradona Menangis di Tribun Penonton

Umumnya, manusia tidak menjadi inang d repens.

Namun bila menginfeksi manusia, infeksi parasit akan muncul sebagai benjolan di bawah kulit yang dapat bergerak.

Infeksi yang disebabkan cacing bukan kali pertama dialami manusia.

Dalam laporan di tahun 2011 juga disebutkan ada beberapa orang Eropa, Asia, dan Afrika yang melaporkan mengalami kasus serupa.

Dr Vladimir Kartashev, profesor kedokteran di Universitas Kedokteran Rostov, Rusia, yang merawat perempuan itu mengatakan kasus serupa sudah ada sejak lama.

"Sejak tahun 1997, ada lebih dari 4.000 kasus infeksi parasit pada manusia di Rusia dan Ukraina. Kasus serupa semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir," kata Kartashev dilansir Live Science, Rabu (20/6/2018).

Dalam studi tahun 2015 yang dibuat Kartashev dan rekannya, hanya ada delapan orang yang mengalami infeksi ini pada 1997.

Namun pada 2012 tercatat ada 200 kasus.

Meski kondisi ini mengerikan dan menggelikan, perawatan infeksi relatif sederhana, yakni dengan melakukan operasi.

Hal yang sama juga dilakukan perempuan Rusia itu, dan kini ia sedang dalam tahap pemulihan.(TRIBUNJOGJA.COM)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini