Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang saat ini sedang dalam bahaya karena banyak penduduknya meninggal dunia akibat kepanasan, sedikitnya tercatat 66 orang meninggal karena heatstroke (kepanasan).
"Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Kebakaran dan Penanggulangan Bencana mencatatkan jumlah orang yang diangkut ambulans antara tanggal 16-22 Juli 2018 atau dalam seminggu terakhir ini, tercatat 22.647 orang harus dirawat di rumah skait," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (24/7/2018).
Hal ini sangat bahaya karena jumlah korban tertinggi selama ini sejak tahun 2008.
"Ini benar-benar bahaya karena jumlahnya sangat banyak dan yang tercatat meninggal ada sedikitnya 66 orang," kata dia.
Korban meningkat secara dramatis dalam panas terik terakhir, dengan kadar panas lebih dari dua kali lipat dibandingkan minggu sebelumnya antara 9 sampai 15 Juli dengan jumlah korban 9.956 orang.
Baca: Perempuan Diduga PSK Diciduk saat Tawar Menawar dengan Petugas di Gang Mabuk
Antara tanggal 30 April hingga 15 Juli jumlah korban adalah 20.166 orang. Hanya satu minggu setelah 16 Juli, jumlahnya melebihi dua setengah bulan sebelumnya.
"Ini benar-benar keterlaluan sangat bahaya saat ini," ujarnya.
Jumlah korban dalam satu minggu terakhir ini, 1.979 orang korban terjadi di Tokyo, Perfektur Aichi 1954 orang, Perfektur Osaka 1.779 orang, diikuti oleh Perfektur Saitama 1.617 orang.
Korban yang meninggal di Aichi dan Mie masing-masing sebanyak 7 orang meninggal.
Sedangkan di Perfektur Saitama sebanyak 6 orang meninggal.
Baca: Ketua BEM Fakultas Hukum Unsrat Minta Maaf Terkait Adegan Tak Pantas saat Ospek Mahasiswa
Komposisi usia adalah 10.525 orang berusia 65 atau lebih tua, terhitung 46,5 persen, terbanyak yang terkena heatstroke saat ini.
Sedangkan 16,2 persen dari usia 7 tahun hingga di bawah 18 tahun.
Bayi di bawah 7 tahun korban sebanyak 288 orang atau 1,3 persen.
Korban yang meninggal banyak yang terjadi di dalam rumah dan malam hari, bukan di luar rumah.
Pemerintah Jepang mengimbau agar masyarakatnya banyak minum minuman seperti Pocary Sweat dan menjauhi lokasi panas.
Di Tokyo bagian tanah memiliki panas saat ini sekitar 50 derajat Celcius dengan panas udara sekitar 35 derajat Celcius.