Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Militer laut antara Jepang dan Perancis (menyusul nantinya Inggris) akan meningkatkan bantuan kepada Jepang mengontrol daerah laut sekitar Jepang terkait kapal-kapal Korea Utara dan China khususnya.
"Presiden Perancis, Emmanuel Macron beberapa waktu lalu sempat menyatakan bahwa negaranya dan Jepang berbagi keprihatinan atas program nuklir Korea Utara, serta peningkatan agresivitas China di Laut China Selatan. Jadi Jepang bekerjasama dengan Perancis dan Inggris dalam waktu dekat kerja sama dalam penjagaan laut di sekitar Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (15/1/2018).
Kejadian 20 Desember 2018 di mana kapal udara Jepang dikunci radal penembak peluru kendali oleh kapal laut militer Korea Selatan, dan bermasalah hingga kini, ternyata memiliki latar belakang dengan kapal Korea Utara yang sedang diperiksa pihak Korea Selatan saat itu.
"Diperkirakan ada sesuatu terjadi antara kapal Korea Utara dan kapal Korea Selatan waktu itu sehingga mereka panik ketika mendadak muncul kapal udara patroli penjaga laut Jepang," tambahnya.
Baca: Disindir Menjemput Mantan Usai Nyanyi Lagu Topeng Ariel, Respons Luna Maya Buat Studio Langsung Riuh
Pihak Perancis dan Inggris saat ini mencurigai adanya perubahan strategi transportasi militer Korea Utara di laut internasional.
"Kerja sama yang semakin manis antara Korea Utara dan Korea Selatan diperkirakan melibatkan kapal laut Korea Selatan sebagai tempat transfer barang militer atau terkait nuklir Korea Utara lewat kapal Korea Selatan saat ini,' tambah sumber itu.
Kecurigaan kuat itulah yang membuat kapal Perancis dan Inggris nantinya akan memonitor lautan sekitar Jepang karena transportasi ke luar Korea Utara dan China, pasti akan melewati sekitar laut yang ada di seputar wilayah Jepang.
"Semua tak lepas dari perimbangan militer yang ada di sekitar laut Jepang serta gangguan yang diterima Jepang saat ini di bagian laut oleh negara tetangganya," kata sumber itu.