TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Putri Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi, kakak Raja Maha Vajiralongkorn, hari Jumat (9/2) mengumumkan pencalonan dirinya untuk jabatan perdana menteri dalam pemilihan umum Thailand yang direncanakan 24 Maret mendatang.
Inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah monarki Thailand, di mana anggota keluarga kerajaan bertarung dalam pemilihan umum untuk sebuah jabatan politik. Pemilu 24 Maret adalah pemilihan pertama yang digelar di Thailand sejak kudeta militer tahun 2014.
Ketika itu, militer mengambil alih pemerintahan sipil dari Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Junta militer Thailand beberapa kali mengumumkan akan segera menggelar pemilu, namun terus menerus menundanya.
Putri Ubolratana akan mencalonkan diri untuk Partai Thai Raksa Chart, kelompok oposisi yang didirikan oleh kubu Yingluck Shinawatra dan kakaknya Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah dituduh militer melakukan korupsi.
Kandidat utama
"Partai telah mencalonkan sang putri sebagai kandidat satu-satunya," kata pemimpin partai Thai Raksa Chart, Preechapol Pongpanich, kepada wartawan di Bangkok, usai mendaftarkan Putri Ubolratna secara resmi sebagai kandidat utama di Komisi Pemilu Thailand.
Baca: Makan Siang di Rest Area KM 166 Tol Cipali, Sandiaga Uno Ungkap Penurunan Pengguna Jalan Tol
"Beliau berpengetahuan luas dan sangat cocok. Saya percaya tidak akan ada masalah hukum dalam hal kualifikasinya, tetapi kita harus menunggu keputusan Komisi Pemilihan untuk mendukung pencalonannya," tambahnya.
Komisi Pemilu akan mengumumkan nama para kandidat yang lolos hari Jumat depan (15/2).
Perpecahan di militer?
Partai Thai Raksa Chart populer di kalangan warga miskin di pedesaan, namun ditentang oleh militer dan kelompok elit di Thailand, termasuk kelompok royalis yang setia kepada kerajaan.
Masih belum jelas apa motivasi Putri Ulboratana utnuk terjun dalam pemilu Thailand. Junta militer Thailand saat ini dipimpin oleh mantan jenderal Prayuth Chan-ocha, yang hari Jumat juga mengumumkan pencalonan dirinya.
Baca: Kementerian ESDM Ancam Cabut Izin Operator SPBU yang Melebihi Formula Harga Jual BBM
Kubu militer secara tradisional beraliansi dengan kelompok royalis dan menyatakan setia kepada kerajaan. Banyak pengamat menilai, pencalonan Putri Ubolratana menunjukkan ada perpecahan di kalangan militer.
Keluarga kerajaan secara tradisional sangat dihormati di Thailand dan punya pengaruh besar - terutama berkat kharisma Raja Bhumibol Adulyadej yang bertahta selama 70 tahun dan dikenal luas. Raja Bhumibol meninggal 13 Oktober 2016 dan digantikan oleh putranya Maha Vajiralongkorn.
Putri Ubolratana meraih gelar master di bidang kesehatan masyarakat di Amerika Serikat. Tahun 1972 dia menikah dengan seorang warga AS dan melepaskan gelar kerajaannya.
Dia tinggal di AS selama 26 tahun, daa kembali ke Thailand tahun 2001 setelah bercerai dengan suaminya. Sejak itu dia beberapa kali kembali melakukan tugas-tugas kerajaan.
Sri Sayekti/Kontan/Sumber : DW.com