TRIBUNNEWS.COM - Makin banyak negara yang melarang penggunaan pesawat Boeing 737 Max 8 setelah insiden mematikan kedua dalam lima bulan terakhir.
Namun, negara asal Boeing yakni Amerika Serikat masih enggan melakukan hal serupa.
Padahal, tekanan utuk mengandangkan seri Boeing 737 semakin santer dilakukan di negeri Paman Sam. Termasuk oleh para pekerja di industri penerbangan.
Dilansir dari BBC, Perhimpunan Pramugari Amerika Serkiat mengatakan pihaknya menyerukan agar Otoritas Penerbangan Federal AS alias FAA untuk menghentikan penggunaan armada 737 MAX di negara tersebut untuk sementara waktu.
"Amerika Serikat memiliki sistem penerbangan teraman di dunia, tetapi masyarakat Amerika membutuhkan kepercayaan yang lebih di masa yang tidak pasti seperti ini," kata Presiden Perhimpunan Pramugari, Sara Nelson.
Baca: Buntut 737 Max 8 Dilarang Terbang, Harga Saham Boeing Melorot
"FAA harus bertindak tegas untuk mengembalikan kepercayaan publik pada sistem penerbangan," lanjutnya.
Setali tiga uang dengan Asosiasi Pilot AS. Dalam peryantaannya kepada para anggota, asosiasi mengungkapkan pentingnya bagi para pilot untuk tidak dipaksa menerbangkan pesawat seri 737 Max bila memang merasa tidak aman untuk melakukannya.
Kritik terhadap langkah FAA yang masih mengizinkan 737 Max mengudara juga datang dari kalangan senator AS.
"Saya percaya akan lebih bijaksana bagi AS untuk tidak menerbangkan pesawat 737 Max sementara waktu sampai FAA mengkonfirmasi keselamatan pesawat ini dan penumpang mereka," ujar Ted Cruz, senator dari Partai Republik yang mengepalai subkomite di bidang penerbangan dan ruang angkasa.
Sementara senator Partai Demokrat Edward Markey dan Richard Blumenthal telah menulis surat kepada FAA yang meminta Boeing 737 Max harus di-grounded sampai otoritas dapat secara meyakinkan bahwa pesawat dapat dioperasikan dengan aman.