TRIBUNNEWS.COM - Teror bom di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) kini semakin menemui fakta-fakta baru.
Setidaknya ada 40 orang yang ditangkap oleh pihak kepolisian atas kasus penyerangan ini.
ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan di sejumlah hotel dan gereja tersebut.
Untuk diketahui, delapan ledakan terjadi di beberapa gereja dan hotel pada perayaan kebaktian Paskah.
Ratusan orang menjadi korban dalam peristiwa berdarah ini.
Beredar kabar desas-desus kemungkinan terjadinya serangan tepat speuluh hari sebelum teror bom.
Baca: Kementerian Luar Negeri RI Pastikan Pelaku Bom Sri Lanka Bukan WNI
Baca: Kakak Beradik Pelaku Bom di Sri Lanka Merupakan Anak Pedagang Rempah Kaya Raya
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe menyayangkan kabar tersebut tidak ditindaklanjuti.
Berikut ini fakta terbaru teror bom di Sri Lanka dikutip Tribunnews.com dari BBC.
1. ISIS mengklaim serangan
Sebelumnya pemerintah menduga kelompok islam militan lokal yakni National Thowheed Jamath (NTJ) sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Mereka juga menduga adanya keterlibatan pihak internasional dalam penyerangan ini.
Kemudian pada Selasa (23/4/2019), ISIS mengklaim telah melakukan serangan beberapa wilayah di Sri Lanka.
ISIS merilis beberapa foto dan video dari orang-orang yang diklaimnya bertanggung jawab melalui saluran berita Amaq.
Dalam foto tersebut, beberapa pria mengenakan wajah tertutup dan memegang pisau.
Video yang dirilis juga memperlihatkan delapan orang yang bersekutu dengan ISIS.
ISIS menyatakan sasaran dari penyerangan ini adalah koalisi yang dipimpin AS dan umat Kristen di Sri Lanka.
2. Jumlah korban tewas capai 321 orang
Diberitakan sebelumnya, teror bom ini telah menewaskan 290 orang.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan korban terus meningkat menjadi 321 orang.
Sementara itu korban luka dalam teror ini mencapai angla 500 orang.
Sebagian besar korban merupakan warga negara Sri Lanka.
Pihak berwenang mengatakan terdapat 38 warga asing yang tewas dalam teror bom ini.
Mereka merupakan warga negara Inggris, India, Denmark, Belanda, Swiss, Spanyol, AS, Australia, dan Turki.
Berikut ini data korban tewas dalam serangan teror bom di Sri Lanka.
Baca: Sri Lanka Berkabung Nasional, Interpol Kirim Tenaga Ahli
Baca: Pelaku Peledakan Bom di Sri Lanka Terekam Kamera, Tenteng Tas Berisi Bom
3. Presiden akui belum dapat laporan
Beredar kabar mengenai desas-desus kemungkinan terjadinya serangan.
Kepala polisi Sri Lanka, Pujuth Jayasundara, disebut telah mengeluarkan peringatan intelijen kepada perwira tinggi 10 hari sebelum peristiwa.
Pada peringatan tersebut tertulis, pelaku bom bunuh diri berencana untuk menyerang gereja terkemuka.
Juru Bicara kabinet, Rajitah Senaratne, sebelumnya membeberkan alasan pemerintah tak memberi tahu rahasia keamanan kepada PM Sri Lanka maupun menteri lain karena adanya buntut persilihan tahun lalu.
Rajitha Senaratne mengatakan badan inteleken telah mengeluarkan tentang kelompok tersebut pada 4 April.
Setelah itu Kementerian Pertahanan mengirimkan peringatan rinci kepada polisi.
Pada tanggal 11 April sebuah memo dikirim ke beberapa kepala divisi keamanan.
Dia mengatakan informasi yang diteruskan ke polisi termasuk peringatan dari badan intelijen asing tentang kemungkinan serangan oleh kelompok itu, serta nama-nama anggota.
Namun, Presiden Maithripala Sirisena membantah laporan tersebut.
Sirisena mengaku belum mendapatkan laporan mengenai adanya kemungkinan penyerangan tersebut.
Terkait hal ini, Sirisena berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap para pejabat keamanan.
Melalui siaran pidato di televisi pada Selasa (23/4/2019) malam, Sirisena menyebut akan mengubah kepala pasukan pertahanan dalam waktu 24 jam.
4. Sebanyak 40 orang ditangkap
Hingga saat ini pihak kepolisian telah menangkap sebanyak 40 orang sehubungan dengan serangan tersebut.
Sebanyak 40 orang tersebut merupakan warga negara Sri Lanka.
Baca: Orang Terkaya Denmark Kehilangan Tiga Anaknya Dalam Serangan Bom Sri Lanka
Baca: Solidaritas Warga Sri Lanka Tetap Terlihat Saat Terjadi Serangan Teror
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan hanya warga negara Sri Lanka yang ditangkap sejauh ini.
Namun, pihaknya tak menutup kemungkinan para pelaku telah pergi ke luar negeri.
Ranil meyakini adanya pihak asing dalam teror ini melihat beberapa bukti yang ditemukan.
Ia juga menegaskan akan menindaklanjuti klaim dari ISIS atas penyerangan tersebut.
'' Kami, tentu saja aparat keamanan, berpandangan ada hubungan asing dan beberapa bukti menunjukkan hal itu. Jadi jika IS (Negara Islam) mengklaimnya, kami akan menindaklanjuti klaim ini, " ungkapnya.
Pemerintah masih menetapkan keadaan darurat untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Selain, itu beberapa media sosial juga diblokir untuk sementara waktu guna menghentikan penyebaran informasi yang salah.
Untuk diketahui, delapan ledakan terjadi di tiga gereja serta tiga hotel mewah di Sri Lanka selama kebaktian Paskah.
Enam ledakan dilaporkan terjadi dalam waktu singkat.
Ledakan tersebut terjadi di tiga gereja di Negombo, Batticaloa, dan distrik Kochchikade di Kolombia.
Gereja Santo Sebastian di Negombo rusak parah dalam ledakan itu.
Saat kepolisian sedang melakukan pengejaran, dua ledakan lain dilaporkan terjadi.
Satu ledakan menghantam wilayah di dekat kebun binatang di Dehiwala, Kolombo Selatan.
Satu ledakan lain dilaporkan terjadi di dekat distrik Dematagoda, Kolombo.
(Tribunnews.com/Miftah)