TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Sakit gigi tidak boleh dianggap remeh dan harus diobati dengan sembarangan obat.
Rasa sakit yang hilang untuk sementara bukan berarti masalahnya sudah hilang karena bisa menyebabkan komplikasi parah di masa depan.
Seorang dokter gigi bernama Happy Wee berbagi tentang kasus gigi parah yang dialami seorang pasien.
Padahal, kondisi itu bisa saja dihindari, jika ia menjalani perawatan medis yang tepat.
Dokter itu menceritakan, seorang pria dengan sakit gigi yang parah memutuskan untuk mengoleskan minyak rem ke daerah itu, alih-alih mengunjungi dokter gigi.
Tindakan yang pria itu lakukan sempat bekerja, rasa sakit giginya hilang selama beberapa minggu.
Tetapi setelah beberapa minggu, giginya yang lain mulai menimbulkan rasa sakit, dan kali ini, 'terapi' minyak remnya tidak bekerja.
Lalu dia memilih untuk memeriksakan diri ke dokter secara teratur dan diberi resep antibiotik dan penghilang rasa sakit.
Baca: Karmini Histeris Putra Kesayangannya Meninggal Dua Bulan Setelah Digigit Anjing Peliharaan
Tetapi setelah seminggu, pil-pil itu tidak lagi berfungsi dan sisi wajahnya mulai membengkak.
Ketika akhirnya memutuskan untuk mengunjungi dokter gigi, ia segera dirujuk ke Rumah Sakit Raja Perempuan Zainab 2 karena kondisinya memang parah.
Di sana, mereka mencabut gigi dan mengeringkan semua nanah.
Sayangnya, infeksi tersebut telah mempengaruhi saraf dan otaknya.
Dokter merujuknya ke spesialis yang berbeda untuk menangani masalah ini.
Baca: Sakit Gigi Sampai Ompong, Harimau Ini Minta Pertolongan ke Rumah Warga
Dia kemudian didiagnosis dengan ensefalopati septik dan dirawat di ICU tempat mereka mengeluarkan lebih banyak nanah.
Setelah seminggu di ICU, ia menjadi lebih baik dan dipindahkan ke bangsal biasa.
Dengan persetujuan dari pasien, Happy Wee membagikan kejadian tersebut sehingga kita semua lebih sadar akan kesehatan gigi.
Jangan pernah melakukan pengobatan yang tidak terbukti, dan hanya menghilangkan rasa sakit untuk sementara.
Jika Anda menderita sakit gigi, silakan kunjungi dokter gigi sesegera mungkin. (Tribun Medan/Sally Siahaan)