TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Megahnya National Library of Australia atau Perpustakaan Nasional Australia terlihat saat menginjakkan kaki di tempat itu.
Tribunnews.com bersama sejumlah jurnalis asal Indonesia berkesempatan mengunjungi gedung tersebut atas undangan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.
Kami disambut relawan perpustakaan Margaret dan manajer perpustakaan Margaret Bolton. Sebelum memasuki area perpustakaan, kami menyimpan jaket serta tas di loker yang berada di lantai dasar.
Dua kafe berada di lantai utama dan dasar gedung tersebut.
Margaret lalu menjelaskan Perpustakaan Nasional Australia menyimpan 10 juta koleksi yang terdiri dari buku, koran, dokumen, foto, manuskrip dan lukisan.
"Foto dan lukisan untuk melihat lebih jelas mengenai Australia," kata Margaret ramah membuka tur para jurnalis, Jumat (20/6/2019).
Suasana sepi terlihat saat memasuki ruang baca utama.
Ruangan tersebut biasanya ramai dikunjungi warga dan mahasiswa yang ingin mencari informasi yang bersumber dari koleksi perpustakaan.
Namun, saat kami berkunjung hanya tampak lima sampai 10 orang.
Terdapat 140 komputer dengan fasilitas full wifi.
Bahkan terlihat seorang backpacker sedang mencari informasi di ruangan tersebut.
Margaret lalu membawa kami ke ruangan dasar.
Rak-rak besar dan berjejer langsung menyambut kami. Isinya merupakan micro film dari koran yang dikoleksi perpustakaan.
Koleksi koran Australia yang disimpan di perpustakaan bersumber dari tahun 1840-1850.