Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, OSAKA - Seperti sudah diduga sebelumnya, pengawasan sangat ketat dilakukan di semua bidang kehidupan di Jepang, bukan hanya di Osaka--lokasi pertemuan KTT G20--tetapi juga sampai ke Tokyo.
"Saya dapat tanda masuk ke luar khusus dari polisi. Senang juga jadi merasa aman apalagi untuk anak saya ini juga dan istri mendapatkan juga," kata Kumamoto, seorang warga hunian yang lokasinya dekat tempat berlangsungnya KTT G20 kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/6/2019).
Perumahan yang berada dekat lokasi pertemuan KTT G20 dijaga polisi ketat.
Semua warga penghuni perumahan tersebut mendapatkan ID khusus berlambangkan KTT G20 Osaka Japan.
ID dikalungkan pada leher mereka masing-masing sehingga masuk ke luar dapat nyaman tak terganggu.
Sementara itu di dalam Media Center G20 yang sangat luas bisa menampung ribuan wartawan praktis jadi tempat promosi budaya Jepang.
Ada tempat duduk dengan menggunakan tatami, ciri khas Jepang, ada tempat makan gratis takoyaki, okonomiyaki Osaka dan sebagainya.
Termasuk pula demo robot Jepang yang canggih bisa berbicara dan bernyanyi dan bahkan bisa menari Jepang ikut dipertontonkan.
Tarian tradisional Osaka tak ketinggalan ikut tampil di panggung kecil yang ada di dalam Media Center tersebut.
Setelah itu upacara minum teh tradisional Jepang juga diperlihatkan dan mendapat perhatian serius dari banyak wartawan asing khususnya kalangan wanita.
Pass atau Identitas (ID) khusus G20 dikalungkan oleh semua wartawan yang meliput pertemuan G20 di Osaka tersebut, sehingga bisa masuk ke luar arena pertemuan dan media center dengan mudah.
Namun yang pasti di luaran, di masyarakat umum banyak sekali peralihan lalu lintas.
"Yang parah semua limousine dari bandara kayaknya tidak jalan, kita jadi kesusahan terpaksa naik kereta api, jadi bingung juga kemarin," kata Bing Istanto kepada Tribunnews.com yang baru saja tiba di Osaka bersamaan dengan penyelenggaraan KTT G20 kemarin.