Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sedikitnya 4.000 anak sekolah umum di Jepang masih membutuhkan peningkatan pendidikan bahasa Jepang karena mereka sebelumnya berpindah-pindah ke negara lain, drop-out dan alasan lainnya.
"Saat ini ada sekitar 4.000 siswa di sekolah umum yang perlu memiliki pendidikan bahasa Jepang setelah tumbuh dewasa di luar negeri dan 9,6 persen dari mereka karena terkena drop-out," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (6/9/2019).
Jumlah ini sekitar tujuh kali lipat tingkat putus sekolah dari semua siswa sekolah menengah negeri, sesuai data Departemen Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang.
"Rupanya masih banyak siswa yang tidak dapat sepenuhnya memahami kelas dan putus sekolah," kata sumber tersebut.
Untuk mendukung siswa sekolah menengah yang membutuhkan pendidikan bahasa Jepang seperti itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi berencana untuk meningkatkan jumlah "staf pendukung" yang dapat menjelaskan isi kelas dalam bahasa yang mudah dipahami siswa.
Baca: Jepang melelang daging paus hasil perburuan komersial pertama setelah larangan dicabut
Baca: Universitas Gunma Jepang Ciptakan Mobil yang Bisa Parkir Otomatis di Tempat Sempit
Baca: Kerangka Tentara Jepang yang Ditemukan di Papua Harus Dikremasi Dulu Sebelum Dibawa ke Negeri Sakura
Di sisi lain, dengan perluasan penerimaan orang asing yang bekerja di Jepang, diperkirakan jumlah siswa sekolah dasar dan menengah juga akan meningkat.
"Oleh karena itu kebijakannya adalah meningkatkan "pendukung" dan memperkenalkan sistem terjemahan multibahasa. Akan mencakup biaya yang diperlukan untuk upaya ini dalam permintaan perkiraan bulan depan," ujarnya.
Soal pendidikan bahasa Jepang ini akan disampaikan oleh spesialisnya di Jakarta 26 Juli dan di Bali 27 Juli, mulai jam 13.00 sampai 17.00 tanpa dipungut biaya.
Info lengkap bisa ditanyakan ke Pandan College 0361-255-225.