News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pria Kamboja Terjepit di Bebatuan Gunung selama 3 Hari, 200 Orang dari Tim Penyelamat Diturunkan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria terjebak di antara bebatuan selagi mencari kotoran kelelawar di hutan Kamboja. Kini ia telah diselamatkan setelah terjebak selama 3 hari

Seorang pria terjebak di antara bebatuan selagi mencari kotoran kelelawar di hutan Kamboja. Kini ia telah diselamatkan setelah terjebak selama 3 hari.

TRIBUNNEWS.COM - Pria Kamboja bernama Sum Bora jatuh terpeleset dan terjepit di antara bebatuan sejak Minggu (4/8/2019) lalu saat ia mencoba mengambil senternya yang jatuh.

Pria 28 tahun tersebut ditemukan oleh temannya pada hari Selasa setelah keluarganya mencarinya karena curiga Sum Bora tak pulang-pulang.

Saat ditemukan, Sum Bora tak lagi memiliki makanan ataupun air.

Saudara Bora kemudian meminta bantuan polisi untuk menyelamatkan Bora.

Baca: 4 Perbedaan Ponsel Black Market dengan yang Resmi, Ponsel Ilegal Siap Diblokir Pemerintah Lewat IMEI

Baca: Bamsoet Anggap Wajar PDIP Minta Jatah Kursi Paling Banyak

Operasi penyelamatan selama 10 jam dilakukan.

Sebanyak 200 orang dari tim penyelamat diturunkan, BBC.com mengabarkan.

Kepolisian Battambang (via BBC.com)

Dalam sebuah video yang dipublikasikan Khmer Times, Bora berkata ia hampir menyerah saat itu.

"Saya putus asa untuk bertahan hidup, jika saya punya pisau saat itu mungkin saya sudah bunuh diri," ungkap Bora.

Sum Bora terjebak di dalam bebatuan saat ia sedang mencari kotoran kelelawar.

Kotoran kelelawar, disebut juga guano, digunakan untuk pupuk.

Guano juga disebut sebagai komoditas yang menguntungkan di Kamboja.

Bora terjebak dalam gua batu di Gunung Chakrai.

Baca: Viral Kisah Driver Gojek yang Lulus Cum Laude dan Juga Berprestasi di Ajang Debat Nasional

Ia pertama kali terlihat oleh seorang teman yang sering berburu guano bersamanya.

Tim penyelamat kemudian tiba di lokasi setelah diberitahu kondisi Bora.

Namun mereka tak bisa mengeluarkan Bora secara langsung karena pintu masuk gua telalu sempit.

Penyelamat elite diterbangkan dengan helikopter untuk membantu operasi penyelamatan itu.

Kepolisian Battambang (via BBC.com)

Bora diselamatkan pada hari Rabu (7/8/2019) setelah beberapa bagian gua dihancurkan untuk membuka ruang.

Istri Bora, Koeun Sothea berkata suaminya kini sedang dirawat di rumah sakit.

Sang suami menderita luka pada kepala, lutut, dan dada.

Baca juga: Pramugari Meninggal Dunia 3 Hari Setelah Digigit Nyamuk, Alami Pendarahan Dalam dan Kegagalan Organ

Baca juga: Bos Narkoba yang Sempat Menyamar Jadi Putrinya untuk Kabur dari Penjara Ditemukan Tewas di Dalam Sel

Kepolisian Battambang (via BBC.com)

Koeun Sothea juga berterima kasih pada PM Kamboja, Hun Sen yang telah mengirimkan tim penyelamat untuk suaminya.

PM Hun Sen juga memberikan donasi sebesar 10 juta Riel Kamboja atau sekitar Rp 35 juta.

Polisi Battambang Sareth Viseth, berkata pada media untuk mencegah terjadinya insiden serupa, mendaki Gunung Chakrai kini dilarang.

Kisah pria terjepit di bebatuan seperti Bora juga pernah dialami seorang pendaki bernama Aron Ralston pada tahun 2003 lalu.

Aron Ralston (via telegraph.co.uk)

Diberitakan Tribun Travel, pada 26 April 2003 lalu, Aron Ralston sedang mencoba mengekspor celah ngarai sempit di Utah, Amerika Serikat.

Namun tiba-tiba ada sebuah batu seberat 360 kilogram jatuh dan mengenai tangan kanannya.

Hal ini juga menjebak Aron hingga tak mampu mengeluarkan diri dari celah tersebut.

Aron mencoba menggeser batu itu menggunakan tali dan mencungkil batu dengan alat mulifungsinya, tetapi tidak ada yang berhasil.

Pada hari keempat, Aron mulai kehabisan air.

Jadi, dia hanya memiliki satu pilihan yang tersisa, yakni mengamputasi lengannya sendiri.

Pertama, dia mematahkan kedua tulang di lengannya.

Kemudian dia menggergaji jaringan lunak, arteri, tendon.

Dan yang paling menyakitkan adalah ketika ia memutus syaraf tangannya.

"Semua keinginan, kegembiraan, dan euphoria dari kehidupan masa depan menghampiri diriku," Aron mengatakan tentang pengalamannya.

"Mungkin beginilah cara saya menangani rasa sakit saat itu. Saya sangat senang bisa mengambil tindakan."

Pada 2011, kisahnya diangkat dalam sebuah film berjudul 127 Hours yang diperankan James Franco.

Film tersebut bahkan mendapatkan nominasi Oscar tahun 2011.

Melihat film itu, Aron juga bercermin, "Hubungan yang saya miliki, semua hubungan cinta dengan keluarga dan teman-teman, itulah yang membuat saya bertahan."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini