Di Brasil, peternak sapi melakukan pembakaran dengan sengaja untuk menebangi hutan demi membuka jalan bagi peternakan, dan itu tidak selalu legal.
World Wildlife Fund (WWF) memperkirakan bahwa lebih dari seperempat Amazon akan tanpa pohon pada tahun 2030 jika laju deforestasi saat ini berlanjut.
Ketakutan seputar deforestasi telah tumbuh di bawah kepimpinan Presiden Bolsonaro, yang telah bersumpah untuk mengembangkan wilayah untuk pertanian dan pertambangan sejak mulai menjabat.
Presiden Bolsonaro telah mengabaikan kekhawatiran internasional tentang deforestasi dan perubahan iklim.
Data dari INPE menunjukkan, sejak ia mengambil alih kekuasaan pada bulan Januari, jumlah deforestasi telah melonjak.
Baca: Fakta Hutan Amazon yang Alami Kebakaran Terparah, Jadi Keajaiban Dunia hingga Keberadaan Suku Asli
Baca: Hutan Hujan Amazon Dilanda Kebakaran Hebat, Ada Lebih dari 72 Ribu Titik Api hingga Agustus 2019
Bolsonaro juga telah lama dituduh mengabaikan perang perubahan iklim global dan membahayakan Amazon.
Bolsonaro, mantan kapten tentara itu berkampanye dengan sikap pro-bisnis.
Dirinya mulai menjabat pada 1 Januari lalu dengan sejumlah janji, termasuk untuk memulihkan ekonomi Brasil dengan menemukan kegunaan lain Hutan Amazon.
Selama kampanyenya, dia bersumpah, jika terpilih dia tidak akan menyisihkan satu "sentimeter" pun lebih banyak tanah untuk cadangan Adat.
Dalam beberapa jam menjabat, ia menerapkan sejumlah perubahan hukum yang akan menguntungkan "kaukus pedesaan" pro-pembangunan Brasil.
Baca: Hutan Amazon Terbakar, Simak Deretan Fakta Hutan Hujan Terluas dan Paru-paru Dunia Terbesar Ini
Baca: Kebakaran hutan di Amazon mencapai rekor, kata badan antariksa Brasil
Carlos Rittl dari Observatorio do Clima (Pengamat Iklim) mengatakan kepada CNN, para pencinta lingkungan dan peneliti menyalahkan kepemimpinan pro-bisnis Bolsonaro karena mendorong para petani untuk memanfaatkan lebih banyak lahan Amazon untuk peternakan.
"Selama enam bulan terakhir, Bolsonaro dan menteri lingkungannya telah mengabdikan diri mereka untuk membongkar tata kelola lingkungan Brasil dan menetralkan badan pengatur," kata Rittl.
(Tribunnews.com/Whiesa)