Sementara di sekolah, teman sekelas gadis itu berkata bahwa korban selalu menyendiri.
Ibunya selalu menemaninya, mengantar dan menjemputnya.
Sang ibu juga akan membawanya pulang selama jam istirahat, mungkin karena takut dia akan berbicara dengan teman-teman.
Kesehatan gadis itu juga mulai menurun, membuantnya sering bolos sekolah, tetapi ini tidak diperhatikan.
Hanya setelah salah satu tetangga mengeluh kepada otoritas sekolah bahwa ada sesuatu yang tidak beres di rumah gadis itu sehingga korban dikirim untuk konseling di mana kasus itu baru terungkap.
Sementara itu, ibu dari korban dengan keras membantah tuduhan yang dilayangkan terhadap keluarga.
"Ini konspirasi. Aku ingin putriku kembali," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)