TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang berprofesi sebagai jurnalis, menerima ancaman pembunuhan setelah meliput dan menulis laporan terkait sekolah berbasis agama.
Dilansir dari World Of Buzz, sekolah agama tersebut dikabarkan telah dikelola dengan salah.
Adanya ancaman kematian tersebut, jurnalis senior tersebut mengajukan laporan ke polisi, tepatnya di Markas Besar Distrik Kuala Terengganu, Malaysia.
Ancaman pembunuhan bagi jurnalis bernama Mohd Ishak Abdillah Ngah tersebut dikirimkan melalui Facebook.
Ancaman itu bertuliskan karena sang jurnalis mengekspos secara eksklusif tentang sekolah berbasis agama di Malaysia.
Sekolah tersebut diduga beroperasi tanpa pasokan listrik dan air.
Mohd Ishak Abdillah Ngah menjelaskan, seperti dilansir Malaysiakini, ia membuat laporan untuk memastikan keselamatan dirinya dan keluarganya setelah menerima beberapa ancaman kematian dari beberapa orang.
"Saya dihujani dengan kata-kata kotor dan ancaman pembunuhan. Beberapa orang bahkan memposting komentar kasar untuk menyakiti saya dan menghancurkan hidup saya," tulisnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh Deo telah menyarankan masyarakat untuk tidak memberikan ancaman kematian dan kekerasan jika mereka tidak setuju dengan pemberitaan media.
Dia mengatakan kepada The Star, ada langkah-langkah lain yang dapat diambil sehubungan dengan situasi ini tanpa harus menggunakan aksi kebrutalan.
Pekerjaan reporter atau penyiar adalah melaporkan tentang insiden yang dapat digunakan sebagai katalis untuk menyelesaikan masalah.
Bahkan jika itu adalah berita buruk, cara terbaik untuk bereaksi adalah dengan menemukan solusi untuk masalah yang memicu laporan berita.
(Tribunnew.com/Garudea Prabawati)