TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Jutaan orang di berbagai kota di Iran turun ke jalan, Senin (6/1/2020) waktu setempat. Mengenakan pakaian hitam, mereka memberi penghormatan terakhir untuk Qassem Soleimani, komandan pasukan Quds Force yang tewas dirudal Amerika Serikat saat mengunjungi Irak, akhir pekan lalu.
Di ibu kota Teheran, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei memimpin langsung prosesi salat jenazah. Rahbar (sebutan Iran untuk sang pemimpin tertinggi) tak dapat menahan tangis saat memimpin salat.
Doanya bergabung dengan ratapan jutaan pelayat yang membanjiri jalan-jalan Teheran yang menuntut pembalasan terhadap Amerika atas pembunuhan tragis yang langsung meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Pemimpin Hamas ikut melayat
Dalam seremoni duka di Teheran, tampak pemimpin gerakan Hamas dari Palestina, Ismail Haniyeh. Bahkan Haniyeh ikut memberikan "testimoni" tentang kontribusi Soleimani terhadap perjuangan gerakan-gerakan di Palestina.
Haniyeh, dalam sambutannya, memuji sang pemimpin Pasukan Quds yang dipandangnya telah membangun hubungan baik dengan kelompok Palestina lainnya. Ia bahkan menjuluki Soleimani sebagai "martir Yerusalem".
"Apa yang telah Soleimani berikan kepada Palestina dan gerakan perlawanan telah membawa kami dalam posisi hari ini, terutama dalam hal kekuatan dan ketabahan. Kematian Jenderal Soleimani tidak akan menghalangi kelompok perlawanan untuk memerangi Israel."
*Berikut adalah rekaman video pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat "takziah" ke rumah keluarga Qassem Soleimani.
Iran selama ini dikenal membangun hubungan baik dengan gerakan-gerakan di Palestina. Hanya saja, hubungan Iran dengan Hamas tidak sedekat Teheran dengan kelompok Jihad Islam.
Namun kedua kelompok ini diyakini Israel sama-sama menerima dukungan militer, baik pelatihan maupun persenjataan dari Iran.
Iran dan Hamas dalam beberapa tahun terakhir berusaha memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang karena perang Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir, tokoh senior Hamas telah mengunjungi Teheran dan memuji Republik Islam karena konsistensinya mendukung kelompok Palestina di Gaza. Namun, Hamas juga berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan negara-negara lain seperti Mesir yang memandang Iran sebagai musuh regional.
Seperti diberitakan sebelumnya, Qasem Soleimani, jenderal Iran tewas diserang AS pada pekan lalu.
Qasem Soleimani tewas setelah menjadi target serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Jumat 3 Januari 2020 lalu.
Pemimpin pasukan al-Quds Iran ini telah lama masuk dalam daftar orang yang paling dicari di Amerika Serika selama bertahun-tahun.
Qasem Soleimani tewas bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Kematiannya jelas mengejutkan.
Pasalnya, dia merupakan komandan Pasukan Quds yang adalah cabang dari Garda Revolusi Iran.
Rekaman CCTV yang beredar memperlihatkan, konvoi Jenderal Iran itu dan Muhandis terbakar setelah dihantam rudal dari drone AS.
Selain Soleimani, Brigadir Jenderal Hussein Jafari Nia dan Mayor Jenderal Hadi Taremi yang notabene figur Garda Revolusi juga tewas dalam serangan.
Dilansir Daily Mirror Jumat (3/1/2020), Soleimani dilaporkan "tewas tercabik-cabik" dalam serangan rudal itu.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyerukan "serangan balasan terhadap penjahat" yang menewaskan Soleimani.