TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK – Serangan mematikan militer AS terhadap Mayjen Qassem Soleimani, mendongkrak drastis harga saham sejumlah raksasa industri senjata AS.
Saham Lockheed Martin, yang terkenal memproduksi pesawat tempur, helikopter, dan rudal canggih, harga sahamnya melonjak lebih dari $ 416, naik tujuh persen dalam semalam.
Dikutip dari Mintpressnews.com, Selasa (7/1/2020), Raytheon yang memproduksi banyak peluru kendali pintar, dan General Dynamics juga menikmati hal serupa.
Sementara Northrop Grumman yang juga terkenal akan produk pesawat tempurnya, harga sahamnya naik 9 persen dalam beberapa hari terakhir.
Para spekulan berebut memborong saham industri militer melihat potensi keuntungannya jika pecah perang.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (2/1/2020) memerintahkan pembunuhan Kepala Pasukan Quds Garda Republik Islam Iran, Qassem Soleimani, yang baru tiba di Bandara Baghdad dari Lebanon.
Drone MQ-9 Rapier meluncurkan rudal Hellfire RX9 Ninja, menghancurkan sekurangnya tiga kendaraan yang ditumpangi rombongan Qassem Soleimani dan Wakil Komandan Hasd al-Shaabi Abdul Mahdi al Muhandis.
Qassem datang ke Baghdad dijadwalkan bertemu Plt Perdana Meneteri Irak Adil Abdul Mahdi, serta mengikuti dialog peredaan konflik yang rencananya dihadiri utusan Kerajaan Saudi.
Pembunuhan Qassem, jenderal Iran yang kharismatik ini memantik histeria dan kemarahan rakyat Iran, Irak, dan sebagian di Suriah, Lebanon, Yaman, dan berbagai tempat lainnya.
Jutaan penduduk Iran mengantarkan prosesi pemakaman Qassem Soleimani sejak Sabtu, Minggu, hingga Senin (6/1/2020), dari Kota Ahvas, Meshhad, Qom, Teheran, hingga Kerman.
Parlemen Irak telah sepakat bulat mengeluarkan keputusan untuk mengusir pasukan AS dan koalisinya dari Irak. Keputusan ini juga menjadi usulan pemerintah Irak.
Presiden Trump dan Menteri Pertahanan Mark Esper menanggapi keputusan ini dengan penegasan, pasukan AS tidak akan keluar dari Irak.
Trump menegaskan, Irak harus membayar mahal jika AS dipaksa keluar, dan harus bersiap menerima sanksi politik, militer maupun ekonomi yang sangat keras seperti Iran.
Sekitar 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina telah diterbangkan ke Kuwait, guna memperkuat pasukan AS di Timur Tengah.