Di sekitar kawasan tempat tinggalnya tersebut, terdapat sejumlah klab malam, di mana anak-anak muda sering berkumpul dan minum-minum.
Dalam pemilihan korbannya, Reynhard memilih korban yang tengah dalam konsisi mabuk, agar lebih mudah untuk diajak.
Setelah korban berhasil dibawa Reynhard ke apartemennya, Reynhard segera membius korban menggunakan obat yang telah dicampur minuman beralkohol.
Ketika korban tak sadarkan diri, ia lantas melakukan aksinya.
Tak hanya diperkosa, saat mencabuli korban, Reynhard juga merekam aksinya menggunakan ponselnya.
Setelah mencabuli korban, Reynhard lantas mengambil barang-barang pribadi milik korbannya.
Barang-barang tersebut berupa jam, kartu identitas, hingga foto profil akun media sosial korban.
Saat korban telah sadarkan diri, Reynhard lantas merangkai cerita palsu terhadap para korbannya.
Reynhard mengarang cerita bahwa para korbannya mabuk dan datang ke apartemen miliknya untuk mengisi daya handphone selulernya.
Seksolog Sebut Ada Kelainan Seks Paraphilia, Narsistik, dan Grooming
Seksolog Universitas Indonesia, Zoya Amirin berpandangan bahwa perilaku seks yang dimiliki Reynhard Sinaga adalah paraphilia (kelainan seksual).
Istilah paraphilia pertama kali disebut oleh seorang psikoterapis beranama Wilhelm Stekel dalam bukunya berjudul 'Sexual Aberrations' pada tahun 1925.
Paraphilia berasal dari bahasa Yunani, 'para' berarti 'si samping' dan philia berarti 'cinta'.
"Saya mengatakan dia unspicified paraphilia atau paraphilia yang tidak spesifik," kata Zoya dalam acara Sapa Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Selasa (7/1/2020).