"Tapi kecenderungan dia yang seperti inilah yang membuat saya justru jadi bertanya-tanya 'ada apa dengan masa lalunya dia'," kata Zoya.
Dalam konteks ini, Zoya tidak mempertanyakan tentang latar belakang pendidikan Reynhard dan sebagainya.
"Bagi mereka yang pernah dilecehkan terutama pernah mengalami kekerasan seksual," kata Zoya.
"Dia biasanya ada kecenderungan 30 persen ketika tidak di treat secara baik, punya kecenderungan untuk melakukan kekerasan seksual juga," ungkap Zoya.
Menurut Zoya, persoalannya adalah, pemerkosaan kepada laki-laki ini sangat ringkih maskulinitasnya.
"Karena yang saya tangani aja di Indonesia ada bebera kasus male rape, laki-laki itu malu kalau diperkosa oleh sesama laki-laki," ujar Zoya.
"Apalagi kalau ketahuan diperkosa oleh sesama perempuan, banyak orang yang menganggap ini sebagai jokes, kalau buat saya ini sama sekali nggak lucu," kata Zoya.
Zoya pun lantas mengimbau, bagi laki-laki yang mengalami kekerasan seksual sebaiknya segera minta bantuan.
Karena berbahaya jika didiamkan, ada yang bisa mengatasinya ada juga yang tidak bisa mengatasinya dan balas dendam di masa depan.
Diketahui, nama Reynhard Sinaga, pria asal Indonesia dari Jambi ini tengah menjadi sorotan publik.
Namanya mencuat setelah terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria.
Akibat kejahatannya, ia dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, Senin (6/1/2020).
Para korban Reynhard adalah pria berkulit putih asal Inggris yang rata-rata berusia 20 tahun.
Reynhard melakukan semua aksinya di apartemen pribadi miliknya yang berada di Manchester.
Di sekira kawasan tempat tinggalnya tersebut, terdapat sejumlah klab malam, di mana anak-anak muda sering berkumpul dan minum-minum.
Dalam pemilihan korbannya, Reynhard memilih korban yang tengah dalam konsisi mabuk, agar lebih mudah untuk diajak.
Setelah korban berhasil dibawa Reynhard ke apartemennya, Reynhard segera membius korban dengan obat yang telah dicampur minuman beralkohol.
Ketika korban tak sadarkan diri, ia lantas melakukan aksinya.
Tak hanya diperkosa, saat mencabuli korban, Reynhard juga merekam aksinya dengan menggunakan ponselnya.
Setelah mencabuli korban, Reynhard lantas mengambil barang-barang pribadi milik korbannya.
Barang-barang tersebut berupa jam, kartu identitas, hingga foto profil akun media sosial korban.
Saat korban telah sadarkan diri, Reynhard lantas merangkai cerita palsu terhadap para korbannya.
Reynhard mengarang cerita bahwa para korbannya mabuk dan datang ke apartemen miliknya untuk mengisi daya handphone selulernya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)