Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Chairman Nissan Motor Jepang, Carlos Ghosn Bichara (65) dalam jumpa pers di Lebanon, Rabu (8/1/2020) lalu menyatakan tegas bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak terlibat dalam kasusnya.
"Abe tidak terkait dengan kasus saya ini," kata Carlos Ghosn dalam jumpa pers lebih dari dua jam Rabu pekan lalu di Lebanon.
Ghosn menekankan kongkalikong antara jaksa dan Nissan sengaja untuk menjatuhkannya karena tidak suka dengan kemampuannya yang hebat dalam membangun Nissan bangkit kembali menjadi sama dengan industri mobil lain di dunia.
Ghosn juga mengungkapkan tiga nama lain yang kongkalikong menjatuhkan dia yaitu mantan CEO Nissan Hiroto Saikawa; pimpinan Nissan lain Masakazu Toyoda Direktur Independen Nissan; mantan Wakil Presiden Nissan, Hari Nada keturunan India yang dianggap Ghosn sebagai pengkhianatnya; auditor Hidetoshi Imazu; dan mantan eksekutif Wakil Presiden Nisan, Hitoshi Kawaguchi.
Selain itu Ghosn juga menyatakan heran mengapa setelah 10 bulan barulah istrinya "dikerjai" pemerintah Jepang dengan mengeluarkan surat penangkapan kepada Carole sang istri.
Ghosn menekankan memilih hanya tiga media Jepang saja, dengan Tokyo TV satu-satunya yang boleh meliput jumpa pers tersebut karena umumnya menurut Ghosn wartawan Jepang hanyalah alat corong jaksa saja.
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 9 Januari 1945 - Pembuktian Sumpah MacArthur Kembali ke Filipina
Baca: Meski Luna Maya & Reino Barack Gagal Bersatu, Ternyata Ibu Keduanya Punya Kesamaan yang Patut Ditiru
"Kamu beruntung bisa terpilih. Yang lain wartawan Jepang hanya corong jaksa Jepang saja," papar Ghosn kepada wartawan Tokyo TV yang bertanya mengapa hanya sedikit sekali wartawan Jepang yang boleh masuk dalam jumpa persnya tersbeut.
Selain itu secara diplomatis Ghosn menambahkan, kalau semua wartawan Jepang diperbolehkan masuk ke ruang jumpa pers, maka tidak akan cukup ruangan tersebut.
"Wartawan Jepang kebanyakan hanya corong kejaksaan Jepang saja," kata Ghosn.
Ghosn hanya bersedia diadili di Perancis, Lebanon atau di Brasil, ketiga negara tersebut tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Jepang.
"Bagi saya yang penting diadili dengan seadil-adilnya," kata Ghosn berulang kali.
Selama ditahan di penjara berbulan-bulan, Ghosn mengaku hanya diperkenankan bertemu dengan pengacaranya di penjara hanya 2 jam saja.
Hal itu sangat disesalinya karena dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca: Comblangkan Teman Nagita, Luna Maya Kepergok Pakai Barang Couple dengan Ryochin, Raffi Ahmad: Ciyeee
Baca: Peneliti Jepang Temukan Cara Langsingkan Tubuh dengan Air Rebusan Ubi Jalar
Aktivis HAM juga hadir di acara jumpa pers tersebut dan Ghosn memperkenalkannya sejak awal.
Michael Taylor, mantan tim khusus militer AS Green Beret, dan satu orang lainnya sebagai daftar penumpang eksekutif pesawat jet pribadi (Osaka, Turki, Lebanon) bersama Ghosn yang kabur tanpa nama di list penumpang karena diselundupkan di dalam peti musik instrumen.