News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Laut Natuna Diklaim China

Kapal Nelayan China Masih Nekat Curi Ikan di Laut Natuna, TNI Angkatan Laut Bertindak Tegas

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020). Dengan menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI

Lewat gerakan Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna, ACT akan menyalurkan logistik berupa bahan makanan pokok ke masyarakat Natuna dan TNI yang bertugas di sana.

Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP), Ahyudin mengatakan bahwa untuk tahap awal ACT akan menyalurkan sebanyak 1.000 ton bahan pangan.

"Kami ingin membantu masyarakat Indonesia di pulau terdepan. Kami akan mengirim logistik pangan 1.000 ton untuk awal," terang Ahyudin, Jumat (10/1/2020).

Logistik berupa pangan itu penting untuk mendukung para masyarakat.

TNI di Natuna juga disiapkan untuk menjaga pulau terdepan itu.

Sejak minggu lalu, logistik pangan sudah dikirimkan ke Natuna.

ACT juga mengirimkan para relawan untuk berkoordinasi dengan masyarakat dan TNI di sana.

Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2020). (Lita Febri)

Presiden ACT, Ibnu Khajar menyebut bahwa persoalan Natuna berkaitan dengan kedaulatan bangsa.

"Jadi, setelah bangsa ini menjadi bangsa merdeka, kami sampaikan ke dunia jangan ganggu bangsa ini," kata Ibnu.

"Ini karena kami bangsa pejuang. Kami orang-orang sopan, santun, melayani tapi jangan ganggu kami. Bila itu terjadi kami jadi pejuang," tegasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini