Mengutip dari China Press, peristiwa tersebut terjadi pada pagi hari di bulan Desember.
Kondisi si bocah membuatnya harus mendapat tindakan operasi sesegera mungkin.
Menurut seorang dokter yang menangani, Zhang Youbo, laparoskopi dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi perut si korban.
Zhang Youbu terkejut melihat sejumlah tinja yang telah mencemari rongga panggul si korban.
"Selama operasi, kami menggunakan laparoskopi untuk menyelidiki dan menemukan bahwa situasinya lebih seriu daripada yang kami perkirakan."
"Karena ada sejumlah besar tinja di rongga perut, terutama rongga panggul, yang telah secara serius mencemari rongga panggul."
"Lokasi perforasi tidak terlihat sama sekali," katanya.
Laparoskopi juga dilakukan untuk menemukan lesi sesegera mungkin guna dibersihkan secepatnya.
Zhang Youbu menyebut, kerusakan terjadi lebih dari setengah dubur si bocah.
"Pada saat itu, lokasi cedera dubur hampir ditranseksi. Dan itu rusak lebih dari setengahnya," tambahnya.
Guna menghindari adanya infeksi ulang, dokter lalu membuat fistula usus pada si bocah.
Untuk sementara waktu, si bocah harus buang air besar di dinding perut.
Bocah laki-laki 12 tahun tersebut berhasil diselamatkan oleh 10 staf medis setelah menjalani operasi selama 4 jam.
Seusai operasi, si bocah sempat mengalami demam hingga 40 derajat celsius.
Kondisi si bocah berangsur membaik setelah tiga hari perawatan.
Ia kemudian diperbolehkan pulang setelah kondisinya pulih, pada awal Januari 2020.
Dokter kemudian menjadwalkan si bocah kembali menjalani operasi dalam tiga bulan lagi.
Operasi tersebut dilakukan untuk mengembalikan buang air besar di anus yang normal.
(Tribunnews.com/Miftah)