TRIBUNNEWS.COM - Dunia tengah dihebohkan dengan wabah Virus Corona atau Novel Coronavirus atau 2019-nCov.
Virus mematikan yang bersumber dari Kota Wuhan, China itu kin telah merambah negara-negara di Asia, bahkan hingga Eropa.
Baca Juga : Video Pria Irlandia Susuri Wuhan : Lihat Anak Anjing Sampai Bertemu Warga Lokal, Ini yang Dilakukan
Lebih dari 7.000 kasus virus Corona ditangani, lalu total warga meninggal terinfeksi virus sebanyak 170 orang.
Lantas bagaimana kabar Negara Asia lainnya dan obat Virus Corona?
Obat virus Corona ditemukan?
Dikutip dari Kontan.co.id, ilmuwan Hong Kong telah mengembangkan vaksin untuk membasmi virus corona. Akan tetapi, para ilmuan mengungkapkan, mereka membutuhkan waktu untuk mengujinya.
Melansir South China Morning Post, para ilmuwan di China daratan dan Amerika Serikat juga secara terpisah berlomba untuk menghasilkan vaksin untuk virus corona baru, yang telah menewaskan lebih dari 100 orang dan ribuan terinfeksi.
Yuen, pimpinan umit penyakit menular di Universitas Hong Kong, mengungkapkan bahwa timnya sedang mengerjakan vaksin dan telah mengisolasi virus yang sebelumnya tidak diketahui dari kasus pertama di kota itu.
"Kami sudah memproduksi vaksin, tetapi akan membutuhkan waktu lama untuk menguji pada hewan," kata Yuen, tanpa memberikan kerangka waktu tertentu kapan vaksin itu siap untuk pasien.
Baca Juga : Untuk Pahlawan Pembasmi Virus Corona, 2 Penyanyi Singapura Rilis Lagu Stay With You, Ini Lagunya
Butuh berbulan-bulan uji vaksin
Kepada South China Morning Post, Yuen mengatakan akan butuh waktu berbulan-bulan untuk menguji vaksin pada hewan dan setidaknya satu tahun lagi untuk melakukan uji klinis pada manusia sebelum cocok untuk digunakan.
Peneliti HKU mendasarkannya pada vaksin influenza semprot hidung yang sebelumnya ditemukan oleh tim Yuen.
Para peneliti memodifikasi vaksin flu dengan bagian antigen permukaan dari virus corona, yang berarti dapat mencegah virus influenza dan juga virus corona baru, yang menyebabkan pneumonia.
Vaksin, jika berhasil diuji, bisa menjadi jawaban untuk penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 4.600 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 130 orang di China daratan, yang mayoritas berada di Wuhan, pusat wabah.
Hong Kong sejauh ini sudah mengkonfirmasi delapan kasus. Dari Senin siang hingga Selasa siang, 78 orang sudah dilaporkan terinfeksi virus corona. Saat ini, ada sekitar 103 orang terisolasi di rumah sakit umum.
Meskipun media China yang mengutip pakar penyakit menular China Li Lanjuan pada hari Senin mengatakan vaksin virus corona sedang dikembangkan dan dapat dibuat dalam waktu sekitar satu bulan paling cepat, namun Yuen menyatakan keraguannya.
Dia menilai, vaksin yang dikembangkan di daratan China kemungkinan adalah vaksin virus yang tidak aktif, yang terdiri dari virus yang tumbuh dalam budaya yang infektivitasnya dihancurkan oleh bahan kimia atau radiasi.
Untuk menguji vaksin, vaksin harus disuntikkan ke hewan untuk melihat apakah vaksin itu menghasilkan respons kekebalan yang baik, kata Yuen. Hewan yang divaksinasi kemudian akan terkena virus untuk melihat apakah vaksin itu bisa melindungi atau sebaliknya.
“Jika vaksin ini tampak efektif dan aman di sejumlah spesies hewan, itu akan masuk ke uji klinis pada manusia. Ini membutuhkan setidaknya satu tahun bahkan jika hal itu dipercepat,” kata Yuen.
Dia juga khawatir bahwa pendekatan yang diambil oleh pihak China daratan untuk mengembangkan vaksin akan menyebabkan komplikasi besar, di mana orang yang divaksinasi dapat mengembangkan penyakit yang lebih parah jika terkena virus. Dia mengatakan reaksi seperti virus corona telah dicatat dalam laporan.
Virus corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernapasan Timur Tengah (Mers) dan sindrom pernapasan akut (Sars).
Sementara itu, Xinhua melaporkan bahwa Rumah Sakit Shanghai Timur Universitas Tongji mendesak untuk menyetujui proyek pengembangan vaksin yang menargetkan virus baru.
Vaksin ini akan dikembangkan bersama oleh rumah sakit dan Stemirna Therapeutics, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Shanghai.
CEO Perusahaan Li Hangwen mengatakan, pihaknya akan berupaya memproduksi sampel vaksin dalam kurun waktu tidak lebih dari 40 hari. Sampel ini kemudian akan dikirim untuk tes dan dibawa ke klinik "sesegera mungkin".
170 warga tewas
Sementara dikutip dari mothership.sg, Komisi Kesehatan Nasional China pada 30 Januari mengumumkan 38 kematian akibat virus Wuhan di Provinsi Hubei.
Demikian menambah jumlah korban meninggal total menjadi 170 orang.
Total 162 dari kematian itu terjadi di Provinsi Hubei, dengan provinsi yang sama menyaksikan lebih dari 4.586 kasus yang dikonfirmasi.
Secara total, 7.771 kasus baru coronavirus ada di daratan Cina pada hari Rabu, 29 Januari 2020, dengan 170 orang meninggal dan 128 pasien yang sembuh.
Demikian merupakan peningkatan virus yang signifikan sejak ditemukan 10 hari yang lalu atau pada 20 Januari.
Saat itu jumlah kasus yang dikonfirmasi di bawah 300 dan korban tewas adalah tiga korban.
Baca Juga : Video Momen Nenek 87 Tahun di Wuhan Sembuh dari Virus Corona & Keluar Ruang Isolasi, Disambut Meriah
Kabar negara Asia
Masih dari mothership.sg, di Timur Tengah kasus pertama virus Corona ditemui.
Sementara di Thailand, Hong Kong, Jepang, dan Singapura masing-masing terdapat 10 kasus yang telah dikonfirmasi.
Di Jepang, kasus pertama korban terjangkit Corona adalah saat pengemudi bus pariwisata membawa wisatawan dari Wuhan.
Terbaru, Singapura baru saja mengkonfirmasi kasus ke-10 kemarin Rabu (29/1/2020).
(Tribunnews.com/Kontan.co,id)