TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah otoritas atau lembaga di China memerintahkan warganya untuk tidak lagi memelihara hewan peliharaan.
Jika tidak, resiko mereka untuk terjangkit virus corona akan meningkat.
Padahal, belum ada bukti yang menyatakan hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing bisa membawa dan menularkan virus corona kepada manusia.
Seperti yang dilansir Daily Mail, sejumlah perkumpulan warga, bersama pejabat daerah dan gabungan beberapa perusahaan dan lembaga telah mengeluarkan perintah larangan memelihara hewan peliharaan.
Perintah larangan tersebut diumumkan setelah turunnya instruksi dari pejabat yang lebih tinggi lagi untuk menyingkirkan hewan-hewan peliharaan karena takut akan membawa virus corona.
Satu desa di Hubei meminta semua warganya untuk "mengurusi" hewan peliharaan mereka dalam waktu 5 hari.
Baca: Sisa 140 Warga Jepang di Provinsi Hubei akan Dievakuasi dengan Pesawat Charter Minggu Depan
Jika tidak, petugas akan "membereskan" mereka semua.
Sementara itu, lembaga lainnya yang berada di Shaanxi mengintruksikan warganya untuk "tahu diri" akan adanya virus corona yang kian menyebar kemana-mana.
Mereka pun diminta untuk menyingkirkan anjing dan kucing peliharaan mereka secepatnya.
Perintah ini muncul setelah ada ahli yang memberi peringatan bahwa hewan peliharaan perlu diisolasi karena mungkin akan terkena virus corona juga.
Klaim itu menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan warga China yang mengira virus bisa menular ke anjing atau kucing.
Di Wuhan, yang merupakan sumber virus corona, ada satu desa yang melarang penduduknya untuk menyimpan kucing, anjing, atau ternak di rumah mereka.
Dalam flyer yang tersebar di berbagai daerah, petugas mengancam akan menangkap, membunuh dan mengubur hewan peliharaan jika mereka melihatnya jalan kemana-mana.
Perintah serupa juga muncul di provinsi dan kota di seluruh negeri, termasuk Beijing, Tianjin, Shandong, Heilongjiang, Hebei, Wuhan, Shanxi dan Shanghai, menurut organisasi kesejahteraan hewan, Humane Society International.
Pendapat Ahli
Masih dikutip dari Daily Mail, Dr Peter J. Li, seorang pengamat kebijakan China dari Humane Society International, mengatakan pihaknya telah memperhatikan memo yang dikeluarkan oleh otoritas lokal China yang memerintahkan pelarangan dan bahkan pembunuhan anjing dan kucing liar tersebut.
"Ini bukan pendekatan yang tepat bagi otoritas lokal di China untuk menangani krisis nasional yang bersumber perdagangan satwa liar di China," kata Dr Li kepada MailOnline.
'Hewan peliharaan tidak berkontribusi terhadap merebaknya SARS pada 2002-2003. Mereka tidak ada hubungannya dengan epidemi Wuhan," tambahnya.
Menurut Dr Li, perintah semacam itu dapat merusak upaya nasional untuk menghentikan wabah.
Baca: Warga Jepang yang Tiba dari Wuhan akan Dilokalisasi ke Kapal Hakuou
"Tindakan mereka juga menunjukkan bahwa banyak pejabat lokal China tidak memiliki kompetensi untuk menjalankan masyarakat Tiongkok," pungkasnya.
Sementara itu, badan kesehatan dunia WHO juga belum melihat adanya bukti bahwa anjing dan kucing bisa membawa virus corona.
Penjualan Masker Hewan di China Melonjak: 1 Paket Isi 3 Dijual Rp 100 Ribu
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, pemilik hewan pelilharaan di China berbondong-bondong membeli masker untuk anjing mereka di tengah wabah virus Corona.
Upaya ini untuk mencegah anjing peliharaan terdampak virus mematikan yang telah menyebabkan 259 orang meninggal dunia hingga Sabtu (1/2/2020) pukul 11.41WIB.
Dilansir Daily Mail, seorang penjual masker online di Beijing bernama Zhou Tianxiao (33) mengatakan, dapat menjual 10 kali lipat per hari untuk masker khusus anjing.
Penjualannya masker untuk hewan meningkat drastis dibandingkan sebelum wabah Corona mewabah China.
Ia dapat menjual masker anjing seharga 5,4 poundsterling atau sekitar Rp 97.000-Rp 100.000 per paket yang berisi tiga masker.
Zhou Tianxiao mulai berdagang masker khusus hewan sejak tahun 2018 di salah satu situs e-commerce, China Taobao.
Masker tersebut digunakan untuk hewan peliharaan khususnya anjing sebagai anti polusi udara.
Baca: UPDATE Jumlah Kasus & Korban Virus Corona, 259 Orang Meninggal, Langkah Sigap Pemerintah China
Namun, sejak virus Corona mulai menyebar di China pada akhir bulan lalu, penjualannya pun melonjak.
Dari 150 buah masker setiap harinya menjadi 50 buah masker setiap bulannya atau sekitar 1.300-1.500 buah per bulan.
Sebab, tak hanya masyarakat China, tetapi kebanyakan semua hewan peliharaan telah menggunakan masker wajah untuk mengantisipasi penularan virus Corona.
Sayangnya, kualitas masker untuk hewan tersebut tidak dijamin daripada masker khusus manusia.
Zhou mengatakan, tujuan utama penggunaan masker hewan untuk mencegah anjing menjilati lingkungannya.
"Tujuan utamanya untuk menghalangi kabut asap, menghentikan anjing makan atau menjilati makanan di lantai dan mencegah mereka dari terkena virus," ujarnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan, pada awalnya anjing tidak mau memakai alat pelindung.
Namun, ketimbang mempertaruhkan kesehatan dan nyawa anjing, maka pencegahan adalah hal yang utama.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Nidaul Urwatul Wutsqa)