News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Terpukul Corona, Bank Rakyat China Anggarkan USD 173 Miliar Pulihkan Ekonomi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Jumlah kasus virus korona yang diketahui melonjak , 259 orang telah meninggal dan 11.791 orang telah terinfeksi di China oleh virus corona baru. (South China Morning Post)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Bank Rakyat China (PBOC) akan mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk menstabilkan pasar mata uang dan memastikan kecukupan likuiditas di lembaga keuangan negara.

Hal ini menyusul munculnya wabah virus corona yang menampar perekonomian China.

Dikutip dari laman Russia Today, Senin (3/2/2020), PBOC telah mengumumkan bahwa pihaknya akan menganggarkan sebanyak 1,2 triliun Yuan atau setara USD 173 miliar untuk menjaga tercukupinya likuiditas dari sistem perbankan serta operasi yang stabil di pasar mata uang.

Anggaran itu akan digelontorkan pada Senin waktu setempat, saat pasar China dibuka kembali setelah rehat selama 12 hari akibat virus mematikan ini.

Investor mengharapkan volatilitas, karena mata uang China, obligasi dan pasar saham tetap ditutup sejak 23 Januari lalu.

Sementara itu Bank Sentral juga telah mengerahkan langkah-langkah dukungan lainnya pada akhir pekan lalu yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi negara ini.

Salah satunya melibatkan penyediaan anggaran sebesar 300 miliar Yuan atau senilai USD 43,3 miliar yang dapat dipinjamkan kepada perusahaan-perusahaan yang terdampak serius wabah ini.

Baca: Tiga WNI Tak Penuhi Syarat Sehat untuk Pulang dari Wuhan, Dubes RI Tegaskan akan Tetap Lindungi

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 14.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan 305, angka kematian ini didominasi terjadi di China.

Kemunculan virus ini tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, namun juga menampar keras perekonomian raksasa Asia itu.

Karena pabrik-pabrik memperlambat produksinya, bahkan industri pariwisata pun terpukul karena banyak dibatalkannya jadwal penerbangan.

Dampak lainnya adalah banyak negara yang menutup perbatasan mereka dengan China, satu diantaranya Hong Kong.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini