News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua DPR AS Geram Gagal Lengserkan Trump: Dia Tetap Jadi Ancaman bagi Demokrasi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setelah merobek salinan naskah Donald Trump, uluran tangan Nancy Pelosi tidak digubris oleh Presiden AS tersebut. Donald Trump tidak menerima jabatan tangan dari Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, Presiden Donald Trump tetap akan menjadi ancaman demokrasi setelah Senat meloloskannya dari pemakzulan.

Dua pasal impeachment yang disangkakan, penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres, tidak mendapat dua pertiga dukungan untuk aktif.

Untuk pasal pertama, hanya 48 anggota Senat AS yang mendukung, di mana Senator Republik, Mitt Romney, membelot dengan mendukung Demokrat.

Baca: Ada Wabah Virus Corona, Pengusaha Hotel Khawatir

Baca: Kapan Caleg PDIP yang Jadi Buronan KPK Bisa Ditangkap? Ini Kata Polisi

Sementara pada pasal menghalangi penyelidikan Kongres, perbandingan suaranya adalah 53-47, membuat Trump lolos dari pemakzulan pada Kamis (5/2/2020).

Seusai putusan, Nancy Pelosi mengatakan bahwa Senator Republik telah memaklumi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh presiden 73 tahun itu.

Dilansir AFP, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat itu menyebut kaum Republikan sudah menolak sistem check and balances di Konstitusi AS.

"Dia akan tetap menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika. Dia akan menganggap dirinya di atas hukum dan mengubah hasil pemilihan sesuai keinginannya," katanya.

Sementara dikutip Al Jazeera, Pelosi mengatakan bahwa Senat tidak bisa membebaskan tanpa sebelumnya didasarkan bukti dan saksi yang kuat.

Dia mengeluhkan Senat AS yang dikuasai Republik menolak upaya Demokrat menghadirkan saksi baru. Salah satunya mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

"Dengan menekan bukti dan menolak sidang yang adil, Republikan di Senat secara sadar mau dan terlibat dalam upaya menutupi aksi Presiden," kritiknya.

Sejatinya, sejumlah senator Republik, salah satunya adalah Lamar Alexander, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Trump adalah salah.

Namun, mereka berargumen bahwa tindakannya tidak cukup jika dijadikan pijakan untuk melengserkannya dari jabatan Presiden AS.

Mereka mempersilakan publik AS untuk memutuskan nasib Trump ke depannya melalui Pilpres AS 2020 yang akan digelar pada November mendatang.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menyebut bahwa pemakzulan yang dilakukan Demokrat malah akan jadi bumberang bagi mereka.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini