Li adalah salah satu tenaga medis yang pertama kali mengungkap adanya virus misterius di Wuhan.
Pada bulan Desember 2019, ia memposting di grup WeChat berisi alumni sekolah kedokterannya bahwa tujuh pasien dari pasar makanan laut lokal telah didiagnosis dengan penyakit mirip SARS dan dikarantina di rumah sakitnya di Wuhan.
Segera setelah dia memposting pesan itu, Li dituduh menyebarkan rumor oleh polisi Wuhan.
Dia adalah salah satu dari beberapa petugas medis yang diburu oleh polisi karena mencoba untuk menyebarkan berita yang bisa mengakibatkan 'kegaduhan' terkait virus corona.
Nahasnya, Dokter Li juga menjadi salah satu yang terpapar virus corona.
Pria yang awalnya vokal mengabarkan kondisi di Wuhan itu pun perlahan-lahan mulai mengurangi aktivitasnya.
Bukan hanya karena dirinya terjangkit virus corona, namun karena dirinya menjadi buronan polisi dan memperoleh intimidasi untuk tidak memberikan pernyataan-pernyataan di luar dari sumber resmi.
Li dirawat di rumah sakit pada 12 Januari dan dinyatakan positif virus korona pada 1 Februari.
Kemarahan di media sosial
Saluran media sosial Cina dipenuhi kemarahan menyusul berita kematian Li.
Sebagian besar mengatakan bahwa pemerintah berutang permintaan maaf kepada Dr Li dan keluarga Dr Li.
Topik lain yang menjadi pembahasan adalah soal kebebasan berbicara di China.
Peristiwa ini menjadi pemicu warga menggelorakan kebebasan berbicara.
Update jumlah korban virus corona
Jumlah korban jiwa dan jumlah orang yang terinfeksi oleh coronavirus Wuhan terus bertambah, tanpa ada tanda-tanda menurun meskipun ada karantina dan metode pengendalian populasi diberlakukan di Cina tengah.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi secara global mencapai 28.275 pada hari Kamis, dengan lebih dari 28.000 di China.
Jumlah kasus di Cina tumbuh 3.694, atau 15%, pada hari sebelumnya.
Sejauh ini, ada 565 kematian, semuanya kecuali dua di China, dengan satu di Filipina dan satu di Hong Kong. (*/CNN)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dokter Li Wenliang yang Sempat Viral, Akhirnya Meninggal Terinfeksi Virus Corona