TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Singapura menaikkan level wabah virus corona dari kuning ke oranye di wilayah Negeri Singa ini, Jumat (7/2/2020).
Kenaikan status ini menimbulkan kepanikan warga Singapura, sebab rencananya kegiatan sekolah dan kegiatan eksternal akan diliburkan hingga Maret 2020, mendatang.
Warga Singapura pun berbondong-bondong ke supermarket untuk memebeli kebutuhan pribadi dan bahan makanan.
Bahkan, warga Singapura rela mengantre sepanjang 2 kilometer untuk membayar barang belanjaanya.
Menurut pantauan dari Tribunnews.com lewat tayangan video di kanal YouTube Tvonenews, Sabtu (8/2/2020), terlihat hampir semua warga yang mengunjungi supermarket mengenakan masker.
Baca: Update Corona, Keluarga dari Inggris Diisolasi di Rumah Sakit Spanyol dan Satu WN Amerika Meninggal
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pun telah menghimbau Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Singapura untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengharuskan berkumpul dengan orang banyak.
Sebab, hal itu dapat meningkatkan potensi terkena wabah virus corona.
Lebih lanjut, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing angkat bicara soal melonjaknya penjualan kebutuhan rumah tangga.
Menurut Chan, warga tidak perlu terburu-buru untuk membeli pasokan makanan.
Barang-barang yang mereka butuhkan masih banyak dan tidak akan kekurangan, negara memiliki persediaan nasional yang cukup.
Baca: Meski Ada Wabah Virus Corona, Warga Wuhan di Bali Tetap Ingin Pulang
"Tidak perlu terburu-buru untuk pasokan penting seperti nasi atau mie instan."
"Jalur suplai kami untuk barang-barang penting ini masih utuh dan tidak ada risiko kekurangan makanan pokok atau barang-barang rumah tangga."
"Kami (negara Singapura) juga memiliki persediaan nasional untuk barang-barang penting," ujar Mr Chan dalam postingan Facebook dikutip dari CNA Singapura.
Ia juga berusaha meyakinkan warga untuk tidak panik dan menimbun barang-barang yang tidak perlu.