Awalnya, Gray tidur di kasur lantai atas dan merenovasi kamar demi kamar.
Ketika menggambarkan proyek renovasinya, Gray menyebut rumah itu mengalami perombakan total.
"Saya merombak semuanya," ujarnya.
Sang istri, Cynthia, yang pada saat itu adalah tunangannya, menyaksikan perjuangan Gray merenovasi rumah untuk dirinya.
"Istri saya telah bersama saya melalui segala hal. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan memberinya rumah yang bisa dibanggakannya nanti," terang Gray.
Gray memaparkan, dia mengerjakan 80 persen perbaikan seorang diri, termasuk memasang ubin dan mengecat dinding.
Visinya adalah menjadikan rumah sebagai hunian keluarga selamanya.
Kemampuannya untuk merenovasi rumah didapatnya ketika bekerja sebagai asisten administrasi untuk perusahaan manajemen kontruksi di Michigan.
"Saya pernah mengerjakan sebuah proyek di Monroe, Michigan," katanya kepada Business Insider.
"Ketika saya menjadi bagian dari tim renovasi itu, saya memperhatikan mereka, mengajukan pertanyaan, dan saya berkata, 'Saya bisa melakukan ini.'" lanjutnya.
Meskipun begitu, ada pula teman-teman Gray yang ikut membantu merenovasi.
Mereka membantu memasang hal-hal semacam drywall, kotak meteran listrik, tungku pemanas, tangki air panas, dan pendingin udara.
Sarjana Bahasa Inggris dan Psikologi itu mengutarakan, bagian tersulit dari proses renovasi adalah memperbaiki balok-balok yang rusak di langit-langit.
Sebaliknya, memasang ubin adalah bagian termudah.