TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia sementara, Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan para pemimpin Pakatan Harapan (PH) pagi ini, dan percaya ia memiliki jumlah suara yang cukup di Dewan Rakyat untuk membentuk permerintahan baru.
Seperti yang dilansir kantor berita Bernama, surat pernyataan keluar pagi ini yang mengungkapkan bahwa Mahathir Mohamad merupakan kandidat prospektif untuk menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-8.
Pernyataan serupa juga dirilis oleh Pakatan Harapan tak lama setelahnya.
Pakatan Harapan menyatakan akan memberikan dukungan penuh kepada Mahathir sebagai kandidat perdana menteri.
Baca: [POPULER] Pemilihan Perdana Menteri Baru Malaysia Digelar 2 Maret, Akankah Mahathir Mohamad Kembali?
Mahathir mengatakan keputusan itu akan disampaikan kepada Yang di-Pertuan Agong.
Selain menyampaikan dukungannya pada Mahathir, Pakatan Harapan juga menyinggung pihak oposisi yang mencoba melakukan gerakan berupa "pemerintahan di belakang pintu," terutama yang melibatkan kleptokrat dan pengkhianat.
"Itu hanya akan merusak semua upaya reformasi yang telah dilakukan sejauh ini," ucap Pakatan Harapan.
Dalam pernyataannya, PH berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan akan terus memperjuangkan manifesto pemerintah di mana PH adalah anggota koalisi, yang telah diberi mandat yang jelas dalam Pemilihan Umum ke-14 (GE14).
Sementara itu, dalam pernyataan yang sama, Mahathir juga mengklarifikasi laporan kemarin yang menyimpulkan bahwa ia mendukung pencalonan presiden Bersatu, Tan Sri Muhyiddin Yassin sebagai kandidat perdana menteri.
Mahathir menegaskan kembali pendiriannya bahwa ia menentang segala bentuk kerjasama dengan individu-individu yang diketahui korup dan merupakan bagian dari administrasi kleptokratis yang telah dihilangkan oleh pemerintah PH.
Baca: Mahathir Mohamad Dikabarkan Lolos dari Lubang Jarum dan Bisa Kembali Menjadi PM Malaysia
“Sebagai prinsip saya telah menyampaikan ini kepada Anggota Parlemen Bersatu (MP) selama pertemuan kemarin."
"Sebenarnya, saya meninggalkan pertemuan lebih awal agar anggota parlemen Bersatu dapat berdebat dengan lebih bebas untuk memilih siapa pun yang mereka rasa cocok untuk jabatan perdana menteri," uacap Mahathir.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak pernah menandatangani Deklarasi Wajib untuk mendukung individu mana pun.
Kemarin (28/2/2020), berakhirnya kebuntuan politik sudah terlihat untuk sementara waktu.