Bahkan, negara yang mengonfirmasi kasus sudah mencapai angka 100 yaitu 96 totalnya.
Korea Selatan, Iran, dan Italia mengantongi kasus terbanyak di luar China.
Sekaligus menjadi pusat penyebaran di Timur Tengah dan Eropa.
Bahkan, Iran dikatakan menjadi negara dengan infeksi yang tinggi.
Sebab pada Jumat lalu, kasusnya melonjak sebanyak 124 jiwa.
Dimana 17 orang dinyatakan meninggal dan lebih dari 1.000 kasus baru didiagnosis selama kurang lebih 24 jam jelas otoritas kesehatan setempat.
Baca: Wabah Corona, Stok Daging Sapi Masih Aman dan Belum Ada Kenaikan
Baca: WHO Berasumsi Covid-19 Tidak Akan Hilang saat Cuaca Panas Layaknya Flu Biasa: Itu Harapan Palsu
Baca: BREAKING NEWS: Satu Pasien Observasi di BRSU Tabanan Negatif Corona
Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO mengatakan penyebaran corona di Iran ini sama halnya dengan China dan Korea Selatan.
Kasus-kasus semakin banyak terungkap disaat negara mulai melakukan pengawasan secara aktif.
"Tapi saya pikir, sistem Iran sudah berjalan."
"Kita melihat ada lebih banyak pendekatan di semua lini pemerintahan, dengan ada recana nasional."
"Rencana itu melibatkan 100.000 pekerja yang berkomitmen untuk melakukan ini," kata Ryan.
Saat disinggung terkait isu Covid-19 yang bisa menurun penyebarannya saat musim panas, Ryan menyangkal hal tersebut.
Menurutnya, itu adalah wacana saja dan tidak lebih dari harapan palsu.
"Kita harus berasumsi bahwa virus akan terus memiliki kapasitas penyebaran," ujarnya
"Itu adalah harapan palsu bahwa corona akan menghilang layaknya flu," tambahnya.
Kendati demikian, sebenarnya WHO juga berharap itu bisa terjadi.
Tapi nyatanya, tidak ada bukti yang bisa menunjang isu tersebut.
"Kami harap begitu. Itu akan menjadi sebuah anugerah," jelas Ryan.
"Tapi kita tidak bisa membuat asumsi seperti itu dan tidak ada bukti," tambahnya.
(Tribunnews/Chrysnha/Ika Nur Cahyani)