Lebih lanjut, Sarder mengatakan, UE, AS dan negara-negara lain memiliki kewajiban moral untuk mengatasi migrasi Suriah.
Untuk diketahui, para imigran Suriah telah melarikan diri dari rumah mereka karena menghadapi serangan pasukan rezim yang didukung Rusia di Idlib.
Pembicaraan di Brussels
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat UE dan NATO di Brussels.
Pertemuan tersebut membahas bagaimana menyelesaikan aliran imigran dari Suriah.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan situasi di perbatasan Yunani-Turki adalah hasil dari "Tekanan bermuatan politik,".
Lebih jauh, pada tahun 2016, Turki setuju untuk mencegah pengungsi menyeberang ke UE dengan imbalan miliaran bantuan.
Tetapi Sarder mengatakan UE menjanjikan 6 miliar euro dalam wujud bantuan dan telah mengirimkan kurang dari setengah dana.
"Pada tahap ini, saat ini, kita membutuhkan tindakan lebih dari kata-kata," kata Sarder .
Baca: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Akan Bahas Masalah imigran dengan Uni Eropa di Brussels
Baca: Rusia Mengecam Klaim Turki Soal Jutaan imigran dari Idlib: HOAKS
imigran dari Suriah
Diwartakan sebelumnya, Turki menampung sekitar 3,6 juta pengungsi dari Suriah.
Mereka telah mengerahkan ribuan tentara ke Suriah dan telah bentrok dengan pasukan rezim Suriah dalam beberapa pekan terakhir.
Lusinan korban dilaporkan di kedua pihak.
Turki dan Rusia sepakat untuk melakukan gencatan senjata di provinsi Idlib pekan lalu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)