"Dalam briefing pertama [dengan pemerintah Italia] kami sudah meminta agar ada aturan bahwa semua embassy [kedutaan asing], termasuk KBRI, punya akses kepada warga negara [yang terpapar virus]," kata Esti Andayani, dubes RI di Roma, kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, hari Senin (09/03).
"Dan mereka menjanjikan jika ada WNI yang terpapar -- [karena] tentunya kami tidak langsung tahu -- itu menjadi tugas Kementerian Kesehatan dan institusi emergency civil protection, untuk memberi notifikasi kepada kami," kata Dubes Esti.
"Kami juga akan mematuhi aturan/protokol yang berlaku, bahwa kami tidak akan membuka identitas [warga yang terpapar virus], di sini aturannya sangat ketat untuk tidak membuka identitas warga yang terpapar Covid-19," kata Esti.
Sebagian besar WNI di Italia utara adalah mahasiswa.
Esti mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 31 koordinator wilayah yang bertugas menjadi semacam jembatan komunikasi antara warga dan pihak KBRI.
Sebelum ada lock down, KBRI sudah melakukan konferensi video dan setelah ada aturan isolasi/karantina, komunikasi dilakukan melalui WhatsApp.
Esti mengatakan kondisi mereka baik dan tak ada masalah dengan pasok makanan. Suplai bahan pangan sehari-hari masih terjamin.
Dikatakan bahwa para WNI tetap tenang dan memutuskan tinggal di rumah sesuai ketentuan otoritas setempat.
Panduan visual untuk mencermati wabah virus corona
KBRI Roma juga telah menyusun panduan langkah kontijensi dan menetapkan nomor hotline COVID-19 serta menyampaikan himbauan langkah-langkah pencegahan.
Kasus virus corona mengalami kenaikan di Italia dengan jumlah korban meninggal mencapai setidaknya 366 orang.
Pemerintah memberlakukan isolasi atau lock down di Italia utara, kawasan yang berpenduduk setidaknya 16 juta orang.
Apa komentar mahasiswa Indonesia di Milan?