"Saya hanya berdoa dan memiliki iman sehingga saya bisa berhenti khawatir, meskipun kadang-kadang perasaan (kekhawatiran) itu muncul lagi," Agnes Tri Harjaningrum, seorang dokter anak yang bekerja di rumah sakit negeri dan swasta di ibukota.
Dia khawatir Indonesia bisa jadi menghadapi krisis serupa yang terjadi pada Italia.
Senin lalu sejumlah APD dan alat uji tiba dari Cina, tetapi pada Selasa malam kekurangan masih terjadi di beberapa bangsal rumah sakit Jakarta.
Indonesia yang merupakan negara terpadat keempat di dunia dinilai kurang cepat menanggulangi wabah corona.
Sepanjang Februari lalu kasus Covid-19 ini sudah merajalela di sejumlah negara Asia Tenggara.
Namun Indonesia baru saja mengonfirmasi dua kasus pertama pada 2 Maret 2020 lalu.
Hal in juga sempat dipertanyakan sebuah studi di Universitas Harvard yang menganalisa lalu lintas udara dari Wuhan, China.
Pada Senin lalu sejumlah akademisi di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan saat ini hanya 2 persen infeksi Covid-19 yang diketahui di tanah air.
Baca: Media Asing Soroti Pariwisata Indonesia yang Terancam Virus Corona
Baca: Media Asing Beritakan Jokowi dan Iriana yang Dites Negatif Virus Corona
Masih mengutip dari Guardian, kemungkinan ada sekitar 34.000 kasus lagi yang belum tercatat dan perkiraan ini lebih tinggi daripada Iran.
Kendati demikian para peneliti ini juga menyebut mungkin Iran masih mengidentifikasi sedikitnya 7,2 persen kasus di sana.
Namun para peneliti menekankan bahwa hasil penelitian ini masih merupakan perkiraan kasar dan belum diuji coba pakar lainnya.
Ada sejumlah batasan pada estimasi seperti bagaimana demografi sebuah negara bisa mempengaruhi tingat kematian atas Covid-19.
Estimasi inilah yang belum dimasukkan ke dalam penelitian kasar tersebut.
“Tingkat bertahan hidup sangat berkorelasi dengan usia, yang berarti kita perlu memperhitungkannya agar lebih akurat,” kata Dr Timothy Russell.