Sebelumnya, lockdown total untuk menahan penyebaran virus telah dilakukan sejak 14 Maret lalu.
Saat itu, masyarakat Spanyol hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk bekerja, membeli makanan dan obat-obatan penting, atau merawat kerabat.
Otoritas Kesehatan, Maria Jose Sierra menilai, tren infeksi harian berubah setelah berlaku pembatasan gerak ini.
Kasus-kasus baru meningkat sekitar 12 persen sehari, dibandingkan dengan 20 persen sebelum 25 Maret.
Kini lockdown kembali diperketat sampai 9 April mendatang.
Namun tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan Spanyol masih besar.
Menteri Luar Negeri Spanyol mengaku pembatasan gerak ini ampuh untuk menahan penyebaran wabah.
Sementara itu, pimpinan penanganan pandemi Covid-19 di Spanyol, Fernando Simon dinyatakan positif Covid-19.
Kabar Singkat Covid-19 di Eropa
Sejauh ini, Jerman berusaha menekan angka infeksi agar tidak mencapai skala Spanyol dan Italia.
Namun, Senin (30/3/2020) kemarin, Jerman melaporkan lonjakan kasus sebanyak 4.751, sehingga total menjadi 57 ribu.
Sementara itu, angka kematian sebanyak 541.
Ini merupakan jumlah yang relatif rendah sebab pemerintah melakukan tes yang luas dan mencatat kasus dengan gejala ringan, berbeda dengan negara kebanyakan.
Sistem perawatan kesehatan Jerman juga sangat luas, sehingga relatif bisa mengatasi jumlah pasien yang sakit parah.
Sementara itu, Moskow mulai melakukan lockdown pada 12 juta warganya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)