Memutuskan Tidak Mudik
Lebih jauh, Ika Nur Afifah, asal Semarang, Jawa Tengah yang bekerja di Jakarta memutuskan tidak mudik.
Keputusannya ini karena dia menyadari risiko keselamatan keluarganya.
"Saya bisa membawa pulang penyakit ini, dan saya tidak ingin melakukan hal itu," kata Ika.
"Jika saya membawa virus, satu orang akan terinfeksi, maka akan ada lusinan orang lainnya," tambah perempuan 22 tahun tersebut.
"Jadi, lebih baik tinggal di rumah. Mudik dapat dilakukan lain waktu," tuturnya.
Studi Para Peneliti Universitas Indonesia
Pekan lalu, dalam sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia memperingatkan.
Mereka menegaskan, jika mudik dibiarkan berlanjut, akan terjadi infeksi virus corona pada jutaan orang di pulau Jawa pada Juli 2020.
Tanpa mudik, para peneliti mengatakan, angka infeksi dapat dipotong menjadi 750 ribu kasus.
Mudik tahun lalu tercatat sekira 19.5 juta orang.
Secara terpisah, analis sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmatai angkat bicara.
Rahmawati mengatakan, membatalkan mudik disambut dengan alasan kesehatan masyarakat.
Larangan mudik itu juga memiliki dampak signifikan pada mata pencahatian banyak orang yang bermigrasi dari desa ke kota.
Baca: Jika Masih Ada yang Nekad Mudik ke Jawa Timur, Ini Langkah Gubernur Khofifah
Baca: Presiden Jokowi Resmi Melarang Mudik & Berlaku Mulai 24 April, Ini Sanksi Bagi Warga yang Melanggar