Pada Januari silam, unit pertahanan udara Iran menembakkan dua rudal darat ke udara pada target yang tidak dikenal.
Alhasil rudal itu mengenai pesawat Ukraina hingga terjatuh ke darat dan menewaskan seluruh penumpang.
Kesalahan itu terjadi pada saat ketegangan meningkat dan Iran mengira itu serangan balasan dari Amerika Serikat.
Namun insiden pada Minggu ini terjadi dalam keadaan yang berbeda.
Sebab latihan angkatan laut kali ini direncanakan, sehingga kecelakaan menimbulkan pertanyaan tentang profesionalisme komando dan kontrol angkatan laut Iran.
Iran berupaya memperluas lingkup operasi angkatan lautnya dan meningkatkan persenjataan kapal perangnya.
Fregat Jamaran adalah bagian dari kelas baru dari kapal buatan sendiri yang dimaksudkan untuk menetapkan arah baru bagi angkatan laut Iran.
Tetapi sampai batas tertentu, fasilitas ini menjadi sesuatu yang lewat dari perhatian.
Ini adalah armada Pengawal Revolusi dari kapal patroli cepat yang tampaknya paling menonjol dalam upaya Iran untuk menyerang dan memantau AS serta pengiriman lainnya di Teluk.
Media Iran sebelumnya melaporkan Konarak secara tidak sengaja terkena rudal anti-kapal yang ditembakkan oleh Jamaran selama latihan di dekat pelabuhan Jask.
"Kapal itu tertabrak setelah memindahkan target latihan ke tujuannya dan tidak menciptakan jarak yang cukup antara dirinya dan target," bunyi laporan tersebut.
Baca: Gempa Berkekuatan 5.1 Melanda Iran, Satu Orang Dilaporkan Tewas, 7 Lainnya Terluka di Teheran
Baca: Dipercaya Bisa Sembuhkan Corona, 726 Orang di Iran Justru Meninggal karena Keracunan Metanol
Media penyiaran milik negara, Irib memposting foto pasca insiden tersebut pada Twitternya.
Terlihat kerusakan signifikan pada beberapa bagian di geladak Konarak dan asap hitam mengepul darinya.
Tidak jelas berapa banyak pelaut yang ada di kapal saat itu.
Panglima militer Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi dan Mayor Jenderal Hossein Salami, menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga para pelaut yang tewas.
Konarak adalah kapal pendukung logistik kelas Hendijan sepanjang 47m yang dibuat di Belanda dan dibeli oleh Iran sebelum Revolusi Islam 1979.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)