News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mantan Dubes Jepang di AS Menilai Pembatalan Sistem Aegis Ashore Terlalu Terburu-buru

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perimbangan militer Juni 2020 antara Jepang, China, Rusia dan Korea Utara.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan duta besar Jepang di AS tahun 2008-2012, Ichiro Fujisaki menyayangkan keputusan Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono yang membatalkan sistem Aegis Ashore dua hari lalu, Rabu (24/6/2020).

"Kalau dari segi hukum pemasangan sistem anti peluru kendali darat Aegis Ashore tersebut sudah benar. Namun kok kelihatan terburu-buru membatalkannya. Apakah dulu tidak dipikirkan masak-masak dalam penggunaan sistem tersebut," papar Ichiro Fujisaki, mantan dubes Jepang di AS tahun 2008-2012, Jumat (26/6/2020) di TV Asahi.

Menurutnya, sistem pertahanan harusnya dipikirkan sangat detil dan masak-masak sebelumnya.

"Sekarang dengan pembatalan itu masyarakat jadi bingung. Mengapa masalah yang sangat penting ini malah dengan mudah dibatalkan begitu saja, apakah dulu tidak diperhitungkan dan dipikirkan secara matang?" tanya dia.

Aegis Ashore di Jepang saat penginstalan. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Fujisaki juga mengakui ketergantungan Jepang kepada Amerika Serikat.

"Kini dengan hubungan yang belum kelihatan aktif kembali dengan AS karena pandemi Corona ini, sebenarnya Jepang dalam keadaan kurang baik, sewaktu-waktu diserang negara lain membahayakan sekali, karena ketergantungan dengan AS," ungkap dia.

Kalau Jepang hubungannya baik tak masalah dengan AS, tetapi dulu ada waktunya di mana hubungan kurang baik dengan AS gara-gara Okinawa, itu membahayakan pertahanan Jepang.

"Oleh karena itu hubungan Jepang dengan AS harus selalu baik dan harus selalu mendukung Presiden AS siapa pun yang terpilih nantinya karena ketergantungan pertahanan kepada AS," lanjutnya.

Baca: Aegis Ashore Ditarik dari Akita dan Yamaguchi, Jepang Segera Buat Sistem Pertahanan Baru

Baca: Sistem Rudal Jepang Intersepsi Berbasis Darat, Aegis Ashore Ditangguhkan

Saat ini Jepang memiliki 240.000 pasukan beladiri (SDF) dengan 134 kapal laut tempur, dan 400 unit kapal terbang tempur. Anggaran Jepang hanya 5 triliun yen.

Angka tersebut jauh di bawah negara tetangganya China yang saat ini memiliki 2,03 juta tentara, 740 kapal laut tempur dan 2.720 pesawat tempur.

Sedangkan peluru kendali ada 320 baik yang skala pendek menengah maupun skala panjang. Anggarannya 19,92 triliun yen.

Fasilitas Aegis Ashore bulan Januari 2018 di Kauai Island, Hawaii. (Kyodo)

Aegis Ashore Ditarik

Sebelumnya diberitakan sistem Aegis Ashore, pertahanan darat anti peluru kendali yang dibeli dari Amerika Serikat diputuskan ditarik dan Jepang akan membuat sistem pertahanan baru yang lebih canggih lagi dalam waktu dekat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini