Kepada Buzzfeed, Davis mengatakan demonstrasi ini tidak menunjukkan perbedaan antara jenis masker.
Dalam thread Twitter-nya, Davis menekankan bawah yang ia lakukan itu adalah sebuah demonstrasi, bukan eksperimen.
Selain itu, ini hanyalah seukuran satu sampel dan COVID-19 adalah virus, bukan bakteri.
Namun, Davis menyakini bahwa demonstrasi ini "pada dasarnya sama" dengan jenis masker lainnya (termasuk N95, buatan sendiri, katun, dll.).
Karena pada dasarnya demonstrasi itu menunjukkan bahwa ada droplet yang keluar ketika kita ketika bicara, bernyanyi, bersin dan batuk, dan masker dapat memblokir sebagian besar droplet itu.
Baca: Fakta Baru Virus Corona, Penelitian Ungkap Angin Bisa Bawa Droplet Covid-19 hingga 6 Meter
Davis juga menyampaikan di cuitannya bahwa ada beberapa titik data tertentu yang dapat kita simpulkan dari demonstrasi, meskipun tidak secara eksplisit menunjukkannya.
Sebagai contoh, CDC telah menyatakan bahwa COVID-19 menyebar "terutama" melalui tetesan pernafasan seperti di atas.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa masker kemungkinan besar akan memblokir tetesan virus itu juga.
Jadi sementara demonstrasi ini bukanlah eksperimen yang kuat tentang berbagai jenis masker dan seberapa efektif mereka terhadap COVID-19, kita bisa mendapatkan banyak data visual tentang seberapa ampuh masker untuk mengurangi transmisi tetesan secara umum.
Bahkan masker kain buatan sendiri akan lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali.
Singkatnya, Davis merekomendasikan bahwa masker wajah dan pelindung wajah harus menjadi bagian dari menjaga gaya hidup bersih, termasuk mencuci tangan atau bersin ke tisu.
Baca: Upaya Cegah Penularan Covid-19, Jaga Jarak Hingga Praktikkan Etika Bersin dan Batuk
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)