"Dengan membatasi akses Donald ke perasaannya sendiri dan banyak di antaranya tidak dapat diterima, Fred memutarbalikkan persepsi putranya tentang dunia dan merusak kemampuannya untuk hidup di dalamnya," tulis Mary.
Keponakan Donald Trump tersebut menggambarkan sang paman sebagai sesuatu yang mewakili impian kakeknya sejak lama, tetapi tidak tercapai.
Mary menyebut, ayah presiden AS sebenarnya adalah dalang dari karakter anaknya.
"Fred bersedia mempertaruhkan jutaan dolar pada putranya, karena dia percaya dia dapat meningkatkan keterampilan yang dimliki Donald," kata Mary.
Hal itu menciptakan Donald Trump, yang Mary tulis, sebagai sosok yang memiliki ego tinggi, dan uang saja tidak pernah cukup untuk memuaskan ambisinya.
Namun, dalam kehidupan selanjutnya, Mary menyebut, Fred Trump justur tidak mendapat 'balasan yang setimpal' dari Donald Trump.
Pamannya disebut justru memperlakukan ayahnya dengan tak pantas ketika penyakit Alzheimer menyerangnya.
2. Sifat dan karakter
Mary Trump mengidentifikasi sejumlah karakteristik dalam gaya pemerintahan Donald Trump yang terbentuk oleh masa lalunya.
Masa kecil Donald Trump dibingkai oleh orang tua yang kurang memiliki pola asuh yang baik atau menunjukkan empati.
Pola asuh itu kemudian terbawa hingga Donald Trump dewasa, dan menduduki jabatan sebagai presiden AS.
Dalam uraian yang lebih spesifik, Mary mengaitkan kegemaran pamannya yang bersikap ramah kepada para pemimpin otoriter.
Kegemaran itu berkembang hingga hubungannya dengan Roy Cohn, pengacara kontroversial yang disewa oleh keluarga Trump setelah dituduh oleh Departemen Kehakiman untuk menolak menyewakan apartemen kepada orang Afrika-Amerika.
Karakter semacam itu disebut berakar dari ayahnya.