News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Klaim tentang Donald Trump dalam Buku Mary Trump: Dibesarkan Ayah 'Sosiopat', Curang saat Ujian

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mary L Trump dan bukunya yang berjudul Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man.

Belakangan, Trump dan ayahnya digambarkan sebagai orang yang bersikap kasar terhadap wanita, bahkan dalam bulan-bulan setelah kematin saudara Trump.

"Fred dan Donald tidak bertindak seolah-olah ada sesuatu yang berbeda."

"Putra dan saudara lelaki mereka sudah meninggal, tetapi mereka membahas politik dan kesepakatan New York, dan wanita-wanita jelek, seperti yang selalu mereka lakukan," ia menulis.

Dalam contoh lain, Mary Trump menjelaskan, ketika ia berusia 12 tahun, kakeknya menunjukkan kepadanya foto telanjang seorang perempuan di bawah umur yang disimpan di dompetnya.

Donald Trump pun disebut hanya melirik foto itu.

Tak hanya itu, ketika Mary Trump mengunjungi pamannya di klub Mar-a-Lago di Florida, presiden AS itu bereaksi tidak pantas ketika melihat keponakannya memakai pakaian renang.

Donald Trump berkata kepada Mary yang merujuk tentang payudaranya.

"Ya Tuhan, Mary. (Itu) bertumpuk-tumpuk," ujarnya.

5. Kejam dan tidak berperasaan

Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020 (MANDEL NGAN / AFP)

Inti dari buku Mary Trump adalah terpuruknya sang ayah, Fred Trump Jr.

Ayah Mary mengalami depresi dan kecanduan alkohol, yang direspons negatif oleh anggota keluarganya yang lain.

Mary berpendapat, budaya kekejaman yang kasual dan sistematis oleh pamannya terus berjalan hingga sekarang.

Kematian ayahnya akibat serangan jantung pada usia 42 tahun menggambarkan disfungsi keluarga dari kakek dan pamannya.

Meskipun keluarga Mary berperan dalam rumah sakit keluarga Trump, sang ayah tidak mendapatkan bantuan medis sedikit pun.

Katup jantungnya rusak selama berminggu-minggu.

"Satu panggilan telepon akan menjamin perawatan terbaik untuk putra mereka. Sayangnya, tidak ada panggilan yang masuk," tulis Mary.

Akhirnya, ayah Mary pun dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Meskipun kesehatannya kala itu sangat buruk, tidak ada anggota keluarga lain yang pergi bersamanya.

Sebaliknya, Mary menulis, Donald Trump dan saudara perempuannya, Elizabeth Trump, pergi ke bioskop.

Setelah kematian sang ayah, Mary Trump menganjurkan agar abunya disebar di Montauk daripada dikubur.

Ia mengatakan, itu adalah harapan ayahnya semasa hidup.

Namun, kakek Mary menolak.

Sebagai gantinya, abunya dimakamkan di tanah keluarga.

Tanggapan Gedung Putih

Gedung Putih menolak sebagian besar klaim yang ditulis Mary Trump dalam bukunya, pada Selasa (7/7/2020).

Disebutkan, anggota lain dari keluarga Trump telah berusaha untuk mencegah publikasi buku itu.

Perjanjian untuk mengungkapkan apa pun juga telah ditandatangani selama perselisihan, atas kehendak Fred Trump Sr.

Gedung Putih juga mengatakan, penggambaran buku tentang hubungan Presiden dengan ayahnya adalah salah besar.

"Hubungan Presiden dengan ayahnya hangat, dan ayahnya sangat baik padanya," kata wakil sekretaris pers, Sarah Matthews.

Sarah juga mengungkapkan, Trump menyebut sang ayah adalah sosok pengasih dan sama sekali tidak keras kepada anak.

Selain itu, Gedung Putih membantah bahwa presiden AS telah curang dalam masuk ujian universitas.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini