News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Supercomputer di Jepang Simulasikan Bagaimana Cara Kurangi Risiko Penularan Virus Corona di Udara

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Supercomputer di Jepang Simulasikan Bagaimana Cara Kurangi Risiko Penularan Virus Corona di Udara

Pihaknya menekankan, lebih banyak bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan dengan jelas.

Sementara itu, Jose Jimenez, ahli kimia dari University of Colorado, yang ikut dalam penelitian tersebut, mengatakan pihaknya tidak bermaksud untuk menyerang WHO melalui temuannya.

Tetapi mereka merasa perlu diumumkan ke publik, pasalnya WHO sempat menolak untuk mendengar hasil temuannya.

"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak untuk datang ke rumah sakit," katanya.

Petugas melakukan cek suhu tubuh pengunjung anak-anak sebelum memasuki gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (27/06/2020). Setelah sekitar tiga bulan tutup karena dampak pandemi Covid-19, Kebun Binatang Bandung dibuka lagi bagi pengunjung Sabtu ini. Seperti yang diungkapkan Marketing Communication Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafi'i. Pengunjung anak-anakpun diizinkan masuk dengan mengikuti protokol kesehatan standar WHO. Hari pertama hingga jam 12 siang 176 pengunjung yang masuk dari target 200 orang. Padahal hari biasa sebelum adanya pandemi dapat menampung 2000 pengunjung dan di akhir pekan mencapai 6000 pengunjung. Tribunjabar/zelphi (/ZELPHI)

Baca: Temuan Ratusan Ilmuwan, Partikel Kecil Virus Corona di Udara Dapat Menginfeksi Manusia, Kata WHO?

Jimenez mengatakan pihak WHO selalu menilai bukti tentang transmisi udara ini tidak beragam secara ilmiah, dan tidak didukung oleh para ahli yang ada di bidangnya.

Tetapi, WHO saat ini mempertimbangkan untuk menerbitkan laporan tentang bukti seputar transmisi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Van Kerkhove, hal ini akan mencakup panduan tentang menjaga jarak fisik dan penggunaan masker dalam pengaturan tertentu.

Saat ini, pihak WHO masih menyarankan untuk menjaga jarak satu meter diantara masyarakat.

Pedoman tersebut pun diikuti oleh banyak pemerintah di seluruh dunia.

Namun, setiap perubahan juga bisa berarti menggeser kebijakan banyak pemerintah tentang pengurangan risiko infeksi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini