TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan dekrit yang memerintahkan situs warisan dunia, Hagia Sophia untuk dijadikan masjid.
Perubahan Hagia Sophia menjadi masjid ini diumumkan Erdogan pada Jumat (10/7/2020) kemarin.
Ternyata perubahan Hagia Sophia menjadi masjid ini menimbulkan protes dari Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Dikutip dari laman resmi UNESCO, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay menyesalkan keputusan Erdogan untuk merubah Hagia Sophia menjadi sebuah masjid.
Baca: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Umumkan Museum Hagia Sophia Resmi Diubah Menjadi Masjid
Baca: Foto-foto Hagia Sophia, Museum di Turki yang Awalnya Katedral, Kini Resmi Diubah Jadi Masjid
Hal itu dikarenakan Erdogan tidak melakukan diskusi sebelumnya dengan UNESCO.
Hagia Sophia merupakan bagian dari area bersejarah Istanbul, properti yang tercantum dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
"Hagia Sophia adalah mahakarya arsitektur dan kesaksian unik untuk interaksi antara Eropa dan Asia selama berabad-abad."
"Statusnya sebagai museum mencerminkan sifat universal warisannya, dan menjadikannya simbol yang kuat untuk dialog," ujar Audrey Azoulay.
Pihak UNESCO mengingatkan Turki untuk memastikan bahwa perubahan masjid ini tidak memengaruhi nilai universal luar biasa dari situs-situs tertulis di wilayah mereka.
Baca: 227 WNI Pulang dari Turki Lewat Repatriasi Mandiri, 224 Diantaranya Santri
Baca: Mengenal Hagia Sophia, Situs Warisan Dunia yang Ingin Dirombak Turki Jadi Masjid
Lebih lanjut, UNESCO juga meminta agar diberi pemberitahuan sebelumnya mengenai modifikasi untuk kemudian diperiksa oleh Komite Warisan Dunia.
UNESCO juga mengingatkan bahwa partisipasi masyarakat yang efektif, inklusif dan adil serta pemangku kepentingan lain yang terkait dengan properti, diperlukan untuk melestarikan warisan ini dan menyoroti keunikan dan signifikansinya.
Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk melindungi dan mentransmisikan nilai warisan universal yang luar biasa.
Dalam keterangannya, UNESCO sangat menyesalkan keputusan Turki dibuat tanpa bentuk dialog atau pemberitahuan sebelumnya.
UNESCO menyerukan kepada Turki untuk memulai dialog tanpa penundaan.
Baca: Dubes RI untuk Turki Ungkap Khotbah Salat Jumat di Turki Hanya Boleh 5 Menit
Baca: Tak Jadi Ke Ankara, Menteri PUPR Pamer Makanan Turki Dalam Forum Bisnis Indonesia –Turki Virtual