TRIBUNNEWS.COM - Begitu masifnya penyebaran virus corona Covid-19 di seluruh dunia membuat para ilmuwan berpacu dengan waktu untuk menciptakan dan mengembangkan obat maupun vaksin.
Namun, pembuatan dan pengembangan vaksin virus corona jenis baru penyebab penyakit Covid-19 menghadapi tantangan yang besar.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa sistem pertahanan atau kekebalan tubuh terhadap Covid-19 hanya bertahan dalam waktu singkat.
Hal inilah yang membuat para pengembang vaksin Covid-19 kesulitan.
Para ilmuwan mengkhawatirkan, suntikan vaksin tidak bisa sepenuhnya melindungi manusia dari gelombang infeksi Covid-19 di masa yang akan datang.
Dikutip TribunPalu.com dari laman Reuters, sejumlah studi pendahulu di China, Jerman, Inggris, dan beberapa tempat lain menunjukkan, pasien yang terinfeksi virus corona Covid-19 memang membentuk antibodi protektif sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Namun, kekebalan ini hanya berlangsung sementara, sekitar beberapa bulan saja.
"Sebagian besar tubuh orang yang terinfeksi memang membentuk antibodi, tetapi seringkali antibodi tersebut melemah dengan cepat. Sehingga, itu menunjukkan adanya imunitas yang kecil (setelah terinfeksi Covid-19, red)," kata Daniel Altmann, profesor imunologi di Imperial College London.
Menurut para pakar, hal ini menimbulkan masalah besar bagi para pengembang vaksin Covid-19.
Selain itu, dikhawatirkan otoritas kesehatan publik tidak bisa mengandalkan vaksin Covid-19 untuk melindungi populasi manusia dari gelombang pandemi di masa yang akan datang.