Sementara itu pihak perusahaan membantah untuk bertanggung jawab atas apa yang menimpa Fourgeaud.
Mereka juga menolak untuk bertanggung jawab terhadap tekanan psikologis yang diderita pasutri tersebut karena serangan singa.
Leane Shanks dari Irwin Mitchell, sebuah firma hukum yang mewakili Fourgeauds, mengatakan empat tahun setelah serangan singa tersebut membuat Patrick dan Brigitte masih berusaha untuk berdamai dengan hal yang menimpa mereka.
“Operator tur dan perusahaan liburan memiliki kewajiban untuk memastikan keamanan pelanggan, dan dalam hal ini kami percaya ini tidak terjadi,” kata Shanks.
Baca: Kaki Anak Singa Ini Sengaja Dipatahkan Biar Mudah Diajak Foto Bareng Turis
Shanks menambahkan pasutri itu percaya bahwa tidak ada yang menjaga kemahnya sewaktu kejadian itu terjadi sehingga singa tersebut bisa menyerang mereka.
“Selain itu, mereka tidak diberi saran yang memadai oleh pemandu mereka tentang risiko khusus ketika berkemah di lokasi itu pada malam hari,” sambung Shanks.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Asyik Bersafari di Afrika, Turis Ini Lengannya Robek Diserang Singa