4. Masa berkabung
Setelah insiden ledakan, Presiden Lebanon, Michel Aoun menetapkan tiga hari berkabung dimulai Rabu (5/8/2020) hari ini.
Selain itu, Presiden juga menetapkan keadaan darurat selama dua pekan.
Michel Aoun menambahkan, pemerintah akan menyiapkan dana darurat sekira Rp 963 miliar untuk menanggulangi dampak dari ledakan itu.
Baca: Presiden Lebanon Tetapkan 2 Minggu Keadaan Darurat & Siapkan Dana Darurat Rp 963 M
5. Picu gempa
Dikutip dari Kompas.com, ledakan di Beirut, Lebanon dilaporkan membuat gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 magnitudo.
Namun, setara dengan magnitudo 3,3 tidak "langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama."
Ahli Geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional AS, Don Blakeman mengatakan, itu karena ledakan jenis permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi.
Blakeman mengatakan, sebagian besar energinya masuk ke udara dan bangunan.
Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, besarnya akan lebih tinggi.
"Tidak cukup energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah," kata Blakeman.
6. Kekuatannya seperlima bom Hiroshima
Masih dari Kompas.com, para ilmuwan memperkirakan ledakan yang mengguncang Beirut setara dengan ledakan 3 kiloton TNT.
Ledakan tersebut juga setara dengan seperlima ledakan bom atom yang meluluhlantakkan Kota Hiroshima, Jepang, di pengujung Perang Dunia II.