News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Pakar Penjinak Bom Sebut Ledakan di Beirut Bukan dari Bubuk Mesiu atau Amunisi, ini Analisisnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap membubung menyerupai cendawan terlihat dari distrik Hamra di pusat Kota Beirut menyusul terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Anwar Amro

Ledakan tidak hanya dipicu oleh bahan peledak.

Seringkali, campuran debu dan bahan mudah terbakar bisa memicu terjadinya ledakan.

"Jadi, tempat-tempat seperti pabrik serbuk gergaji, pabrik tepung, dan pabrik gula juga dapat menyebabkan ledakan. Bisa saja salah satu dari bahan mudah terbakar tersulut dan kemudian memicu terjadinya ledakan," kata Hunter.

Pejabat keamanan Lebanon menyatakan bahwa area terjadinya ledakan dipenuhi dengan bahan mudah meledak, tetapi bukan bahan peledak.

Apa bedanya? Hunter menjelaskan, ada bahan-bahan yang jika dipicu dengan tepat, bisa menyebabkan terjadinya ledakan.

Misalnya, tabung oksigen di rumah sakit bisa meledak jika dipanaskan pada suhu yang tepat.

Contoh lain, misalnya gas LPG yang biasa digunakan sehari-hari, dalam kondisi tertentu gas LPG juga bisa meledak.

Saat bubuk mesiu atau bahan kembang api ditaruh dalam wadah tertutup, lalu disulut dengan api, permukaan material itu akan terbakar secara merata.

Pembakaran itu juga melepaskan gas.

Satu hal yang unik dari bahan peledak dengan daya ledak rendah adalah jika tekanan dinaikkan, ditambah dengan api, dan ditaruh dalam wadah tertutup yang tidak memungkinkan gas untuk keluar, maka terjadilah ledakan.

Kota yang padat Menurut Hunter, salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh regu pemadam kebarakaran adalah apakah seluruh material sudah benar-benar meledak.

"Kita melihat ledakan yang sangat besar. Namun, ketika pemadam kebakaran pergi ke sana, mereka tidak hanya berhadapan dengan kobaran api. Ada risiko tewas, bangunan yang runtuh, dan kita tidak tahu apakah semua material sudah meledak, atau masih ada yang belum terpicu," kata Hunter.

Pada 2005, terjadi kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Beirut Rafik al-Hariri yang tewas akibat ledakan bom mobil di pusat kota Beirut.

Hunter menjadi saksi ahli dalam persidangan yang digelar di Hague.

Baca: Kesaksian Korban Selamat Ledakan di Beirut, Lebanon: Gedung Runtuh, hingga Tak Percaya Masih Hidup

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini