Namun, pemerintah Lebanon menyebutkan bahwa terdapat bahan peledak yang disita bertahun-tahun lalu di tempat ledakan itu terjadi.
Bahan peledak yang disita pemerintah Lebanon ini berbahan amonium nitrat, yang biasa digunakan dalam pembuatan bom.
Baca: Ledakan di Beirut Lebanon, Saksi Mata: Seluruh Kota Hitam, Orang-orang Berlumuran Darah
Baca: Video Detik-detik Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Kota Hancur Lebur hingga Mobil-mobil Terbalik
Bahan kimia itu juga menjadi bahan utama bom yang digunakan dalam beberapa serangan teroris, termasuk penghancuran gedung kantor federal di Kota Oklahoma, Amerika Serikat pada tahun 1995, yang menewaskan 168 orang.
Akan tetapi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan jika ledakan besar yang terjadi di Kota Beirut, Lebanon ini adalah sebuah 'serangan'.
Dikutip dari Business Insider, Trump langsung melakukan konferensi pers pada Selasa malam waktu setempat, setelah menyebut ledakan di Beirut 'tampak seperti serangan'.
Ketika ditanya oleh seorang reporter untuk mengklarifikasi komentarnya, Trump mengatakan penasihat militernya "sepertinya merasa" insiden itu adalah serangan berdasarkan jenis ledakan.
"Saya telah bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu (adanya sebuah serangan)," kata Trump.
"Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur. Mereka akan tahu lebih baik daripada aku, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan - itu semacam bom, ya," lanjutnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyebutkan dalam konferensi pers bahwa dirinya akan mengusut tuntas kejadian ledakan di Beirut ini.
Baca: 70 Orang Tewas dan Lebih Dari 3.500 Orang Luka-luka Akibat Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon
Baca: Ledakan Besar Terjadi di Pelabuhan Lebanon, 70 Tewas dan 4.000 Luka-Luka
Masih dikutip dari Business Insider, ia meminta pertanggungjawaban atas penyimpanan bahan amonium nitrat yang diperkirakan berbobot 2.750 ton.
"Saya tidak akan bersantai sampai kita menemukan pihak yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi," kata Diab, menurut sebuah pernyataan oleh Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon.
"Meminta pertanggungjawaban dan menerapkan hukuman paling serius terhadapnya karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman amonium nitrat berada di gudang untuk enam tahun terakhir tanpa tindakan pencegahan," lanjutnya.
Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, kepala dinas keamanan umum Lebanon, memperingatkan terhadap spekulasi bahwa ledakan itu terkait dengan terorisme.
(Tribunnews.com/Whiesa)